Oleh: Gina Ummu Azhari
Komunitas Muslimah Rindu Surga
Memasuki pertengahan bulan Mei curah hujan mulai menurun, sebagai pertanda mulai memasuki musim kemarau. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung bersiap-siap menghadapi kekeringan yang mungkin terjadi. Setidaknya terdapat sepuluh kecamatan yang rutin dilanda kekeringan saat musim kemarau tiba, yakni Kecamatan Margaasih, Banjaran, Pameungpeuk, Bale Endah, Ciparay, Paseh, Cileunyi, Rancaekek, Cikancung dan Nagreg.
Untuk menghadapi masalah kekeringan, pemerintah telah menyediakan tangki untuk warga yang mengalami kekurangan air. Bahkan disiapkan pula helikopter pengebom air jika terjadi kebakaran hutan. Informasi ini disampaikan oleh Kepala Bidang Pencegahan Kebencanaan BPBD Kabupaten Bandung Diki Sudrajat. Dilansir dari liputan6.com, Jum'at 5 Mei 2023.
Bencana datang silih berganti, perubahan musim membuat bencana berubah pula. Ketika hujan datang, debit air melimpah, maka timbullah banjir. Sementara saat kemarau menjelang, kekeringan menghantui beberapa wilayah. Setiap tahun terus berulang tanpa ada solusi pasti.
Jika kita perhatikan, penanganan pasca bencana memang telah dipersiapkan, namun tidak ada langkah untuk pencegahan atau preventif. Banjir dan kekeringan merupakan dampak dari faktor alam, tetapi ulah tangan manusia memiliki andil yang tidak bisa diabaikan begitu saja. Penggundulan hutan dan alih fungsi lahan yang tidak terkendali telah menyebabkan berkurangnya tanah resapan, sehingga ketika musim hujan banjir dan tidak ada cadangan air ketika memasuki musim kemarau.
Di antara alih fungsi lahan adalah untuk pemukiman. Perumahan banyak dibangun dengan alasan untuk memenuhi kebutuhan hunian rakyat. Hanya saja, perumahan banyak menggunakan lahan untuk serapan air, semisal sawah dan bukit. Selain itu tidak sedikit yang disulap menjadi tempat pariwisata. Akhirnya keseimbangan alam terganggu, muncullah bencana.
Bagaimana dengan hutan? Tidak jauh berbeda, kondisinya kini banyak yang tidak lagi ditanami pohon-pohon besar yang berakar kuat. Banyak yang ditebang kemudian diganti dengan tanaman lain yang bernilai ekonomis. Hal tersebut terjadi disebabkan karena pengelolaannya diserahkan kepada pengusaha swasta.
Itulah dampak dari penerapan sistem kapitalisme sekuler yang memisahkan peran agama dari kehidupan. Materi atau manfaat menjadi asas dari seluruh perbuatan, sehingga tidak ada visi jangka panjang untuk menjaga lingkungan tetap nyaman bagi generasi mendatang. Yang menjadi tujuan setiap aktivitas hanyalah mencari keuntungan sebanyak-banyaknya. Itulah ciri khas kapitalisme.
Dampaknya baru dirasakan saat ini, di mana bencana terus menerus melanda seakan menjadi rutinitas yang harus dihadapi. Firman Allah ï·» dalam surat ar-Ruum ayat 41 menegaskannya, yang artinya: "Telah tampak kerusakan di darat dan di laut karena perbuatan tangan manusia; Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)"
Lantas adakah solusi pasti untuk mencegah bencana agar tidak berulang?
Karena penyebabnya bersifat sistemik yaitu berupa kebijakan yang kapitalistik, maka dibutuhkan solusi sistemik pula yaitu Islam. Islam memberikan solusi secara fundamental bukan parsial.
Allah ï·» menciptakan berbagai macam tanah sesuai dengan fungsinya. Maka pemimpin dalam sistem Islam tidak boleh mengizinkan alih fungsi lahan dari pertanian menjadi pemukiman. Di samping itu dalam sistem Islam, pariwisata bukanlah objek penting bagi pendapatan negara. Kebutuhan pemukiman rakyat tidak akan diserahkan kepada pengusaha karena merupakan kewajiban negara untuk memenuhinya.
Dari sisi kepemilikan, hutan merupakan kepemilikan umum yang harus dirasakan manfaatnya oleh rakyat. Oleh karena itu Islam menyerahkan pengelolaannya pada negara, dan terlarang jika diserahkan kepada pengusaha. Negara tidak boleh menjadikan hutan gundul yang mengakibatkan bencana alam bagi rakyat.
Pemimpin dalam Islam adalah pengatur urusan umat dan bertanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan rakyat, termasuk kebutuhan air yang aman dari kekeringan.
Maka ketika disadari bahwa penerapan sistem kapitalisme adalah akar penyebab permasalahan bencana yang terus menerus terjadi, maka upaya penerapan sistem Islam secara kafah adalah solusi menuju kehidupan yang penuh berkah.
Wallahu a'lam Bishawwab
0 Komentar