MABAR YUK!


Oleh: Choirin Fitri
Aktivis Dakwah

Mabar saat ini identik dengan main bareng. Identik dengan permainan game online yang dimainkan bareng-bareng, tetapi pakai gawai masing-masing. Entah itu satu tempat atau beda.

Mabar versi kekinian ini enggak banget ya dilakukan saat Ramadan tiba. Why? Sayang dong bulan yang berlimpah pahala jika hanya digunakan main bareng game online. Apalagi udah jamak diketahui kalau mabar sering bikin pelakunya terlena. Bahkan, sering pula meninggalkan kewajiban kayak salat, menuntut ilmu, bantu ortu, dan lainnya.

So, daripada waktu terbuang sia-sia, pahala menguap entah ke mana, plus dosa pun yang hinggap, mending tinggalin deh mabar versi ini! Lagian enggak ada gunanya buat kehidupan akhirat kita. Ya, 'kan?

Yuk, beralih pada mabar yang oke punya. Apaan tuh?

Mabar. Masak bareng. Yup, masak bareng nyokap or ibu or bunda ini adalah cara asyik menunggu jam berbuka puasa tiba. Eh, boleh juga mabar bareng sohib bin Bestie binti teman main. Daripada waktu terbuang sia-sia hanya untuk scroll HP sana-sini mending digunakan untuk mabar menyiapkan menu berbuka puasa. Iya enggak?

Btw, apa sih manfaat mabar ini? Banyak banget lho! Cek!

Pertama, waktu yang kita miliki jadi bermanfaat untuk kebaikan. Enggak asyik banget jika Ramadan yang cuma datang sebulan ini enggak kita manfaatkan untuk kebaikan. So, mabar adalah cara asyik agar waktu Ramadan kita bermanfaat.

Kedua, membangun keakraban. Enggak dipungkiri banyak ibu yang merasa semuanya sendiri. Nyuci, setrika, beberes rumah, hingga masak dan lainnya dilakukan sendiri. Nah, mabar ini bisa jadi ajang anak dan ortu jadi makin akrab. Mereka pun merasa senang dibantu.

Jika emang mabar bareng kawan, tentu juga mengasikkan. Sambil ngobrolin kebaikan atau saling memperdengarkan hafalan Al-Qur'an, mabar pasti bisa jadi ajang membangun keakraban.

Ketiga, dapat pahala menyiapkan makanan untuk berbuka atau santap sahur. Makanan yang kita berikan untuk mereka yang sedang berpuasa bakal ngebuat kita mendulang pahala seperti orang yang berpuasa. Rasulullah ﷺ bersabda yang artinya:

Barang siapa yang memberi makan orang berpuasa, maka baginya pahala seperti orang yang berpuasa tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa sedikitpun.” (HR Ahmad)

Heeemmm, menggiurkan bukan pahalanya?

Keempat, kita jadi tahu menu apa yang akan disajikan. Kita pun bisa mengusulkan menu or makanan yang enak banget menurut lidah kita. Ditambah lagi kita jadi bisa belajar masak pada orang yang udah jagonya.

Terakhir, kita jadi perhatian dengan kehalalan dan kethoyiban makanan minuman yang bakal tersaji. Bagi seorang muslim enggak cukup enak di lidah, tetapi makanan minuman pun harus halal dan thayib.

Allah ﷻ berfirman:

يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ كُلُوْا مِمَّا فِى الْاَرْضِ حَلٰلًا طَيِّبًا ۖوَّلَا تَتَّبِعُوْا خُطُوٰتِ الشَّيْطٰنِۗ اِنَّهٗ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِيْنٌ
Wahai manusia! Makanlah dari (makanan) yang halal dan baik yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan. Sungguh, setan itu musuh yang nyata bagimu.” (QS. Al-Baqarah Ayat 168)

Dalam ayat ini jelas terang benderang perintah Allah agar kita enggak sembarangan memasukkan makanan or minuman ke dalam perut kita. Kudu cek 'n ricek dulu aman enggaknya untuk raga kita. Kalau enggak baik, mending skip and ganti dengan yang lainnya. Kalau udah memenuhi syarat dari Allah halalan thayibah, yuk sajikan!

Gimana? Asyik 'kan mabar? Buruan bikin jadwal mabar deh!

Posting Komentar

0 Komentar