Oleh: Nasrudin Joha
Wartawan Lepas
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan telah menekankan bahwa negaranya tidak bisa tinggal diam atas provokasi dan ancaman Yahudi terhadap status dan kesucian masjid al-Aqsa dan saat itu Dia memohon kepada presiden Israel untuk menenangkan suasana.
Sumber informasi pernyataan tersebut didapat dari Kementerian Komunikasi Kepresidenan Turki yang menyatakan bahwa hal ini terjadi selama kontak telepon dengan presiden entitas Yahudi, Herzog.
Erdogan menjelaskan bahwa seruan kelompok ekstremis Yahudi untuk menyerang Masjid Al-Aqsa menambah kecemasan dan reaksi, seolah menyesali reaksi rakyat Palestina terhadap Herzog.
Dalam himbauannya, Erdogan menunjuk pada pentingnya mengambil langkah-langkah yang diperlukan agar umat Islam dapat berdoa tanpa hambatan, terutama selama pelaksanaan Itikaf, yang akan dimulai pada 11 April, Erdogan membatasi permintaannya pada sepuluh hari terakhir Ramadhan saja, karena tingginya jumlah jemaah di Masjid Al-Aqsa sehingga pemerintah Yahudi dilarang menyerang masjid mana pun, seperti kebiasaan mereka selama beberapa tahun terakhir (arabic.rt.com, 4 Agustus 2023).
Beginilah keadaan para penguasa muslim, para pemimpin Yahudi tidak terlalu menghargai mereka, sebaliknya Yahudi berterima kasih kepada negeri-negeri mayoritas muslim karena membatasi militer negara mereka untuk tidak ikut campur dalam pertempuran di masjid Al Aqsha yang terjadi akibat oknum-oknum warga Palestina.
Sampai sekarang, karena negeri mayoritas muslim di pimpin oleh para penghianat dan tentara negara tetangga Palestina tidak ikut campur maka Israel dapat dengan bebas mengintimidasi warga Palestina.
0 Komentar