Oleh: Honriani Nst
Aktifis Dakwah
Allah ﷻ menciptakan manusia lengkap dengan akal yang mampu untuk memikirkan hal mana yang benar dan hal mana yang salah. Allah ﷻ memberikan kewajiban kepada umat manusia untuk melaksanakan perintah-Nya dan meninggalkan larangan-Nya kepada orang-orang yang akalnya sudah sempurna. Akal manusia sempurna saat manusia mencapai usia baligh. Orang yang belum baligh belum dikenakan hukum dalam syariat Islam. Hanya saja sejak kecil, anak-anak mesti dididik dengan ajaran Islam agar anak-anak mengetahui tentang aturan yang benar dan aturan yang salah.
Untuk mengetahui hal mana yang benar dan hal mana yang salah maka manusia harus mendapatkan informasi tentang hal yang benar dan hal yang salah. Informasi itu harus datang dari Allah ﷻ. Allah ﷻ pun memberikan informasi kepada manusia melalui para Nabi. Agar manusia mengetahui informasi yang datang dari Allah ﷻ, manusia mesti belajar. Oleh karena itu Allah mewajibkan manusia untuk belajar, sebagaimana dikatakan dalam suatu hadis: "Mencari ilmu adalah kewajiban setiap muslim..." (HR Ibnu Majah).
Selain itu Allah ﷻ juga memberikan naluri tadayyun (naluri mengagungkan sesuatu) kepada setiap manusia hingga manusia akan selalu mencari siapa yang layak untuk disembah-Nya. Jika manusia menggunakan akalnya untuk mengamati ciptaan Allah ﷻ maka manusia akan menyadari bahwa ada Sang Pencipta sekaligus Maha Pengatur. Kesadaran ini akan memunculkan keinginan yang kuat pada dirinya untuk mengetahui apa saja aturan Pencipta tentang manusia dan kehidupan ini. Oleh karena itu manusia akan serius belajar agar kehidupannya berjalan sesuai dengan aturan yang datang dari Sang Pencipta.
Keseriusan manusia belajar akan menggiring manusia untuk mengetahui apa konsekuensi dari setiap perbutan yang dilakukan. Jika seseorang melakukan perbuatan sesuai dengan aturan Pencipta maka dia akan memperoleh pahala dan di yaumil akhir akan mendapatkan balasan berupa surga yang sangat indah.
Begitu juga jika seseorang melakukan perbuatan tidak sesuai dengan aturan Pencipta, maka dia akan memperoleh dosa yang akan menyebabkan dia masuk neraka. Al-Quran sebagai kitab suci umat Islam sudah menjelaskan tentang suasana kehidupan di surga begitu juga dengan suasana kehidupan di neraka.
Al-Qur’an telah menjelaskan kehidupan para penghuni neraka itu dengan suatu penggambaran yang membuat manusia tak ada yang ingin masuk neraka. Namun ironisnya, banyak manusia yang enggan meninggalkan perbuatan-perbuatan maksiat dengan alasan bahwa perbuatan tersebut sudah biasa terjadi di tengah-tengah masyarakat. Contoh sederhana, tidak sedikit remaja yang suka berpacaran padahal Islam mengharamkan pacaran. Alasan para remaja ini: "jika tidak pacaran tidak gaul".
Atau banyaknya kaum ibu yang terlibat pinjam-meminjam ribawi di bank atau pun melalui aplikasi pinjol dengan alasan: "zaman sekarang tanpa meminjam ya gak bisa memiliki rumah, kendaraan dan lain sebagainya". Begitulah manusia jika ditanya apa mau menjadi penghuni neraka, semua kompak menjawab tidak mau masuk neraka dan takut menjadi penghuni neraka, namun saat diajak untuk meninggalkan perbutaan maksiat (perbuatan yang dilarang oleh Allah ﷻ), mereka enggan pula meninggalkannya dengan alasan belum mendapat hidayah dari Allah ﷻ.
Pada tulisan ini, penulis mau menuliskan sedikit tentang makanan penghuni Neraka. Al-Qur’an menjelaskan bahwa makanan penghuni Neraka adalah pohon Zaqqum. Ada beberapa ayat dalam Al-Qur’an yang menjelaskan tentang pohon Zaqqum ini, diantaranya Surah As-Saffat Ayat 63-67, Ad-Dukhan:43-46, dan Al-Waqi'ah:51-53.
Pada surat As-Saffat Ayat 63-65 Allah ﷻ berfirman:
إِنَّا جَعَلْنَاهَا فِتْنَةً لِلظَّالِمِينَ (63) إِنَّهَا شَجَرَةٌ تَخْرُجُ فِي أَصْلِ الْجَحِيمِ (64) طَلْعُهَا كَأَنَّهُ رُءُوسُ الشَّيَاطِينِ (65) فَإِنَّهُمْ لآكِلُونَ مِنْهَا فَمَالِئُونَ مِنْهَا الْبُطُونَ (66) ثُمَّ إِنَّ لَهُمْ عَلَيْهَا لَشَوْبًا مِنْ حَمِيمٍ (67)
Sesungguhnya Kami menjadikan pohon zaqqum itu sebagai siksaan bagi orang-orang yang zalim. Sesungguhnya dia adalah sebatang pohon yang keluar dari dasar neraka yang menyala, mayangnya seperti kepala setan-setan. Maka sesungguhnya mereka benar-benar memakan sebagian dari buah pohon itu, maka mereka memenuhi perutnya dengan buah zaqqum itu. Kemudian sesudah makan buah pohon zaqqum itu pasti mereka mendapat minuman yang bercampur dengan air yang sangat panas. (TQS As-Saffat: 63-67)
Pada ayat 63 Allah ﷻ menyampaikan bahwa pohon zaqqum Allah ciptakan sebagai siksaan bagi orang-orang yang zalim. Dalam benak sebagian orang tentu ada rasa heran, bagaimana mungkin ada pohon di dalam neraka. Imam Qatadah mengatakan bahwa ketika disebutkan pohon zaqqum, maka orang-orang yang sesat merasa keheranan dan mengatakan, "Teman kalian ini memberitakan bahwa di dalam neraka terdapat pohon, padahal api itu membakar pohon." Maka Allah menurunkan firman-Nya:
إِنَّهَا شَجَرَةٌ تَخْرُجُ فِي أَصْلِ الْجَحِيمِ
Sesungguhnya dia adalah sebatang pohon yang keluar dari dasar neraka yang menyala. (Ash-Shaffat: 64)
Dengan kata lain, dapat disebutkan bahwa pohon zaqqum itu hidup dari api dan diciptakan dari api.
Adapun makna ayat 65
طَلْعُهَا كَأَنَّهُ رُءُوسُ الشَّيَاطِينِ
mayangnya seperti kepala setan-setan. (Ash-Shaffat: 65)
Yaitu mengerikan dan menjijikkan bila disebutkan. Wahb ibnu Munabbih mengatakan bahwa rambut setan itu berdiri tegak menjulang ke langit, dan sesungguhnya pohon tersebut diserupakan dengan kepala setan sekalipun kepala setan tidak dikenal oleh mukhatab (lawan bicara) tiada lain karena telah dimaklumi di kalangan orang Arab bahwa setan itu sangat buruk penampilannya.
Selanjutnya Firman Allah ﷻ:
فَإِنَّهُمْ لآكِلُونَ مِنْهَا فَمَالِئُونَ مِنْهَا الْبُطُونَ
Maka sesungguhnya mereka benar-benar memakan sebagian dari pohon itu, maka mereka memenuhi perutnya dengan buah zaqqum itu. (Ash-Shaffat: 66)
Pada ayat ini Allah ﷻ menyebutkan bahwa penghuni neraka memakan dari pohon ini yang bentuknya tiada yang lebih mengerikan dan tiada yang lebih buruk darinya, selain dari rasa, bau, dan citranya yang sangat buruk. Mereka terpaksa memakan buah pohon zaqqum ini karena mereka tidak menemukan makanan lainnya kecuali pohon tersebut. Hal yang semakna disebutkan oleh Allah ﷻ dalam ayat lain melalui firman-Nya:
لَيْسَ لَهُمْ طَعَامٌ إِلا مِنْ ضَرِيعٍ. لَا يُسْمِنُ وَلا يُغْنِي مِنْ جُوعٍ
Mereka tidak memperoleh makanan selain dari pohon yang berduri, yang tidak menggemukkan dan tidak pula menghilangkan lapar. (Al-Gasyiyah: 6-7)
Hadis dari Ibnu Majah menjelaskan tentang sifat pohon Zaqqum. Ibnu Abbas r.a. mengatakan bahwa Rasulullah ﷺ membaca ayat Ash-Shaffat: 66, kemudian beliau bersabda: Bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benar takwa. Seandainya setetes zaqqum dimasukkan ke dalam laut dunia, tentulah ia merusak (mencemari) penghidupan seluruh penduduk bumi, maka bagaimana pula dengan orang yang memakan buah dari pohon zaqqum? Imam Turmuzi mengatakan bahwa hadis ini hasan sahih.
Selanjutnya Firman Allah ﷻ:
ثُمَّ إِنَّ لَهُمْ عَلَيْهَا لَشَوْبًا مِنْ حَمِيمٍ
Kemudian sesudah makan buah pohon zaqqum itu pasti mereka mendapat minuman yang bercampur dengan air yang sangat panas. (Ash-Shaffat: 67)
Ibnu Abbas r.a. mengatakan bahwa makna yang dimaksud ialah minuman air yang sangat panas sesudah makan buah zaqqum itu. Dan menurut riwayat lain bersumber darinya, dicampur dengan air yang sangat panas. Sedangkan selain Ibnu Abbas mengatakan bahwa minuman air yang sangat panas buat mereka itu dicampur dengan nanah dan keringat busuk yang keluar dari farji dan mata penduduk neraka.
Hadis dari Abu Umamah Al-Bahilia r.a., dari Rasulullah ﷺ yang telah bersabda: Disajikan air yang sangat panas kepada penduduk neraka, maka ahli neraka yang bersangkutan sangat membencinya; dan apabila air itu didekatkan kepadanya, maka wajahnya terpanggang sehingga kulit kepalanya terkelupas dan terjatuh pada air itu; dan apabila ia meminumnya, semua ususnya hancur sehingga keluar dari duburnya.
Ibnu Abu Hatim mengatakan, …dari Sa'id ibnu Jubair yang telah mengatakan bahwa apabila penduduk neraka lapar, mereka meminta agar diberi pohon zaqqum. Lalu mereka memakan sebagian darinya, maka terkelupaslah kulit wajah mereka karenanya. Seandainya seseorang yang kenal bersua dengan mereka, tentulah dia mengetahui mereka melalui kulit wajah mereka yang menempel pada buah zaqqum itu. Kemudian dijadikan mereka merasa haus. Lalu mereka meminta minum, maka mereka diberi minum dengan air yang sangat panas. Apabila air itu didekatkan kepada mereka dan berada di dekat mulut mereka, maka panasnya air itu membakar daging wajah mereka yang kulitnya telah terkelupas, dan isi perutnya hancur luluh. Lalu mereka berjalan sedangkan isi perutnya keluar dalam keadaan hancur dan kulitnya rontok. Kemudian mereka dipukuli dengan gada-gada besi, maka semua anggota tubuhnya berantakan dan mereka menjerit seraya menyerukan kata-kata kecelakaan bagi dirinya.
Penutup, sebagai seorang manusia yang berakal tentu tidak ada diantara kita yang ingin masuk neraka, tidak ada yang ingin memakan buah zaqqum. Agar manusia tidak memakan buah zaqqum ini, tentu manusia jangan menjadi penghuni neraka. Caranya sudah dijelaskan oleh baginda Rasulullah ﷺ ada hadis di atas yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah, yaitu bertaqwa, hanya orang-orang bertaqwa yang bisa lepas dari siksa neraka. Manusia akan mudah bertaqwa jika penguasanya menerapkan aturan Islam dalam seluruh aspek kehidupan. Oleh karena itu perlu kerja serius dan kerjasama antara umat manusia untuk menggnti sistem demokrasi dengan sistem Khilafah Islamiyyah ala Minhajin Nubuwwah.
Walahualam.
0 Komentar