Oleh: Lia Herasusanti
"Kenapa bukan Belanda yang diguncang gempa padahal ada yang membakar Al-Quran di sana. Kenapa Turki yang kena gempa?" Begitu Kira-kira ucapan seseorang saat mendengar kabar gempa di Turki.
Ucapan seperti ini mungkin muncul dari rasa marah terhadap orang yang sudah menistakan agama dan kasihan terhadap saudara muslimnya yang terkena musibah. Namun juga harus diwaspadai, jangan sampai ucapan ini mengakibatkan kita termasuk orang yang tak menerima ketentuan Allah.
Musibah yang terjadi adalah ketentuan Allah. Dan saat Allah menentukan demikian, pasti ada hikmah dibaliknya. Dan kewajiban seorang muslim adalah mengimani ketentuan Allah tersebut. Dan terkait ketentuan ini, 100 persen adalah hak Allah. Tak terkait dengan perbuatan baik atau perbuatan buruknya hamba. Sebagaimana yang tercantum dalam hadits berikut,
Dari Ibnu Dailami berkata, "Aku berkunjung ke Ubay bin Ka'ab lalu bertanya kepadanya," Terpikir olehku tentang masalah qadar, maka beritahukanlah aku tentang hal itu supaya hilang pikiran yang negatif tentang hal ini. Beliau berkata, "Sesungguhnya Allah seandainya mau menyiksa penghuni langit dan bumi, maka Dia menyiksanya dengan tidak zalim (melampaui batas) sedikitpun pada mereka. Dan seandainya mau merahmati mereka, maka rahmat-Nya lebih baik daripada amal perbuatan mereka. Seandainya engkau memberi nafkah sebesar gunung Uhud di jalan Allah, maka Allah tidak akan menerimanya sebelum kamu beriman terhadap qadar. Kamu akan mengetahui bahwa musibah yang menimpamu bukan untuk menjadikanmu berdosa dan apa yang menjadikanmu berdosa bukan untuk menjadi musibah bagimu. Dan seandainya kamu mati tanpa beriman kepada hal ini (qadar) maka kamu akan masuk neraka" (HR.Ibnu Hibban dan Baihaqi)
Dalam surat Al ankabut ayat 21 menerangkan,
ÙŠُعَØ°ِّبُ Ù…َÙ†ْ ÙŠَØ´َاءُ ÙˆَÙŠَرْØَÙ…ُ Ù…َÙ†ْ ÙŠَØ´َاءُ ۖ ÙˆَØ¥ِÙ„َÙŠْÙ‡ِ تُÙ‚ْÙ„َبُونَ
"Allah mengazab siapa yang dikehendaki-Nya dan memberi rahmat kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan hanya kepada-Nya-lah kamu akan dikembalikan."
Ketentuan Allah adalah hak Allah. Dan ini adalah ranah aqidah. Tak layak manusia mempertanyakannya. Tugas kita hanya mengimaninya. Sedangkan kewajiban menerima dengan sikap sesuai tuntunan-Nya, serta selalu berusaha terikat dengan aturan Allah dalam setiap aspek kehidupan, barulah hal ini ada di ranah syariah. Dan manusia bertanggungjawab atas ranah ini.
Semoga Allah memberi keikhlasan, kesabaran dan kekuatan bagi saudara-saudara kita di Turki menghadapi musibah gempa ini. Aamiin.
0 Komentar