Oleh: Nilawati Wahab
Generasi muda yang cerdas mempunyai keyakinan dan kekuatan Akidah yang lurus, mempunyai keberanian untuk kebenaran dan siap bertanggung jawab serta berakhlak mulia sehingga kelak di masa depan bisa menjadi pemimpin yang sukses dambaan kita semua. Sayangnya untuk mewujudkan generasi seperti itu seakan menjadi sesuatu yang sangat sulit dikarenakan masih banyak generasi kita yang belum memiliki kesadaran untuk berubah, bahkan semakin hari semakin rusak serta tanpa arah dalam perbuatannya seperti yang baru- baru ini terjadi yaitu tawuran. Tawuran yang terjadi di Palembang, Tangerang, dan Medan sampai memakan korban. Bukan itu saja bahkan banyak lagi hal lain semisal kasus pembunuhan, seks bebas, narkoba, hamil diluar nikah, Miras, perjudian dan lain sebagainya.
Mirisnya lagi, generasi saat ini minim sekali visi, mereka cuma sibuk dengan aktivitas duniawi saja serta eksistensi maupun harga diri. Yang ada dalam pikiran mereka hanya hura-hura, mengejar kesenangan dunia. Perkara adab tidak ada lagi dalam diri mereka, justru yang ditampakkan hanya kebobrokkannya saja, dan hal ini terjadi karena semua yang bertanggung jawab atas mereka juga tidak punya visi yang jelas, sehingga mereka para generasi kehilangan arah. Generasi hanya mengikuti apa yang dilihat didepannya saja tanpa ditelaah atau dipikir dulu. Padahal apa yang dihadapan mereka terdapat bahaya yang selalu mengancam.
Akibatnya dari semua itu, generasi muda menjadi generasi yang tidak bisa berfikir dengan sehat, bahkan tersesat terlalu dalam hingga merusak hidup dan masa depan mereka sendiri. Dunia mereka menjadi gelap serta suram. Ini semua terjadi disebabkan ide sesat kapitalisme-sekuler yang diterapkan. Membuat para generasi muda melakukan hal-hal yang bebas, Hedon, liberal seolah tanpa aturan. Latah mengikuti trend ikut-ikutan demi viral, tanpa memikirkan dampaknya serta melanggar syariat atau tidak.
Sudah banyak perilaku yang dilakukan oleh generasi muda yang menunjukkan bahwa generasi muda saat ini kondisinya sedang sakit. Bermacam-macam kelakuan yang dilakukan oleh generasI muda, seperti sekitar pertengahan tahun 2022 yang lalu yaitu fenomena Citayam fashion week (CFW) yang viral. Mereka beraksi selayaknya model dengan memperagakan busana, berlenggak-lenggok di tempat umum seperti di trotoar dan zebra cross, tanpa merasa malu ataupun bersalah.
Perzinaan terjadi dimana-mana. Baru-baru ini di Ponorogo, Jawa Timur, ratusan siswi SMP dan SMA minta dinikahkan karena sudah hamil, dan lebih miris lagi mereka menganggap hal seperti zina itu bagian dari pergaulan, bahkan keperjakaan dan keperawanan sudah dianggap tidak perlu lagi. Akal dan pikirannya tidak dijalankan dengan benar, mereka tidak menyadari kalau zina dapat mendatangkan penyakit infeksi seksual.
Bukan itu saja tapi banyak kasus lain yang terjadi, seperti dikalangan pelajar terjadi tawuran, di Tangerang kota (15/1/2023), di Medan, seorang remaja tertusuk panah di bagian dada setelah ikut tawuran sampai menjalani operasi toraks (detik sumut 11/1/2023). Beberapa waktu lalu juga viral vidio sekelompok pelajar SMA di Tapanuli selatan menendang perempuan yang sudah tua hingga terpental, juga beberapa pelajar SMP membully temannya didalam kelas sampai pingsan, dan banyak lagi kejadian yang dilakukan para pemuda khususnya remaja.
Semua kejadian-kejadian tersebut tentunya berpengaruh sangat besar pada perkembangan dan pembentukan pribadi generasi masa depan bangsa. Pada pembentukan generasi yang disiplin dan bertanggung jawab dalam perbuatan mereka maupun pembentukan sisi religius mereka.
Kasus-kasus yang terjadi pada generasi muda itu adalah buah dari Demokrasi yang menerapkan sistem kapitalisme, sekulerisme, serta liberalisme. Para generasi dijauhkan dari ajaran agama, minim penanaman adab-adab luhur, belajar agama hanya sekedarnya saja sebatas ibadah mahdho. Tidak memahami hakikat hidup yang benar, generasi sekarang menjalani hidupnya bagaikan layang-layang putus, mengikuti kemana arah angin berembus, tanpa arah yang jelas sehingga generasi muda akan mudah sekali terpengaruh oleh perbuatan yang tidak benar, berperilaku buruk, gampang marah, mudah frustasi, gampang gundah, labil, tidak punya empati hingga merasa insecure.
Dan juga karena orang tua, lingkungan, dan negara tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Orang tua merupakan wadah, contoh pertama yang memberikan kontribusi yang besar dalam mendidik generasi, tapi saat ini banyak orang tua lalai dalam mendidik anak dan juga kurang sekali menanamkan nilai-nilai islam. Lingkungan juga sangat berpengaruh dalam membentuk pribadi generasi. Negara seharusnya melindungi generasi dari pengaruh negatif, tapi sebaliknya malah abai, misalnya dalam pergaulan antar lawan jenis, bagaimana mereka tidak terjerumus dalam pergaulan bebas? Karena bukannya dicegah tapi mereka justru difasilitasi dengan pembagian kondom gratis.
Jikalau ingin menghasilkan generasi yang unggul, cerdas, bertakwa dan menjadi pemimpin yang sukses di masa depan, Kita semua harus berfikir dan berusaha menyelematkan generasi ini, selain itu para pemuda juga merupakan agent of change (agen perubahan) ditengah umat manusia, jangan biarkan generasi muda kita ini terjerumus kedalam kubangan lumpur kapitalisme, sekukerisme dan liberalisme yang nyata-nyata telah merusak generasi.
Satu-satunya yang bisa merubah pemikiran dan pemahaman generasi sekarang agar menjalani hidup dengan benar dan diridhoi Allah ï·» hanyalah Islam. Karena hanya Islam lah solusi yang terbaik untuk menuntaskan segala persoalan hidup manusia.
Wallaahu a'lam bishawab
0 Komentar