SUDAH TAU SERING DITIPU DEMOKRASI, MASIH SAJA PERCAYA?


Oleh: Nasrudin Joha
Pengamat Politik dan Perubahan

Sebetulnya Anda ini bagaimana? Anda mengatakan rezim curang? Pemilu dan pemilihan presiden disiapkan oleh oligarki? Pemilihan sudah siap, siapa yang ingin Anda menangkan? Oligarki mengontrol setiap aspek kehidupan demokrasi. Tapi mengapa Anda masih kagum dengan demokrasi? Masih berharap walau selalu ditipu dengan janji perubahan yang dibawa oleh pemilihan presiden atau pemilihan umum?

Lihat! Lihatlah politisi dan partai politik. Bahkan jika mereka tidak berkuasa, mereka tidak peduli dengan Anda, apalagi jika mereka berkuasa? Saat mereka belum berkuasa, mereka diam, mereka tidak membelamu, apa yang akan terjadi setelah mereka berkuasa?

Anda menuduh pemilihan presiden akan dicurangi. Tapi kalian, masih memilih sesuatu yang menurut kalian semua pasti akan ditipu lagi. Bahkan, apakah Anda tahu siapa sebenarnya pilihan Anda itu?

Jika kita tidak memilih, kekuasaan akan dipegang oleh boneka kapitalis kata Anda atau Anda berkomentar nanti kekuasaan dikuasai orang kafir, lalu siapa yang berkuasa selama ini? Lihat saja saat ini, yang berkuasa dan tergabung dalam republik demokratik adalah muslim dan mereka menyandang gelar ulama bahkan menjadi wakil presiden. Bagaimana hasilnya?

Jika tujuannya adalah agar Islam memerintah dan menegakkan syariat Islam, maka tentu saja perjuangan ini tidak bisa dilakukan melalui pemungutan suara dalam pemilu atau pemilihan presiden. Dari dulu umat Islam berpartisipasi dalam pemilihan umum dan percayaan buta terhadap demokrasi sampai saat ini. Lalu sudahkah Islam berkuasa?

Setelah kalah dalam pemilu, Anda cukup yakin akan kalah lagi. Pengkhianatan dan kekecewaan lagi dan lagi, masih rela kembali lagi dan lagi mengorbankan kekecewaan lagi dan lagi.

Anda pernah terpesona dengan sosok Jokowi yang merakyat dan rendah hati. Terkenal dengan gaya pencitraan selokan. Begitu Jokowi berkuasa, Anda baru tahu bahwa Anda dibodohi.

Dulu, Anda ditipu Prabowo dengan kalimat "tenggelam bersama rakyat". Dan kemudian pada akhirnya, Anda benar-benar kecewa dan terluka oleh pengkhianatan tersebut.

Jadi hari ini, apakah Anda akan kembali dan berkorban untuk pengkhianatan?

Bagi siapa saja yang memiliki aqidah Islam dan menjadi pemimpin lalu tidak memimpin dengan syariat Islam, maka itu adalah sebuah pengkhianatan. Karena tujuan politik Islam adalah mengatur kehidupan menurut aturan Islam. Tujuan politik Islam bukan hanya untuk menempatkan Fulan pada kekuasaan, tetapi untuk membiarkan hukum Tuhan yang mengatur.

Jika hari ini, Anda memilih untuk kecewa dan dikhianati lagi, maka silakan tenggelamkan dirimu dengan pilihan-pilihanmu sendiri. Jangan ajak umat Islam yang sadar akan persoalan politik sekuler dan tidak demokratis ini ke dalam kekecewaan dan pengkhianatan yang sama seperti Anda.

Muslim yang lurus adalah mereka yang mengikuti teladan dakwah Nabi Muhammad ï·º dan menolak ajaran maupun jalan hidup Yahudi dan Nasrani. Jangan terkecoh dengan iming-iming sistem demokrasi yang hanya melihat dakwah sebagai jalan untuk mencapai kejayaan Islam dan penerapan syariat. Karena Islam dan semua syariatnya hanya bisa ditegakkan melalui khilafah, bukan melalui pemilu dan pemilihan presiden dalam demokrasi.

Posting Komentar

0 Komentar