Oleh: Desi
Doa ibumu dikabulkan Tuhan
Dan kutukannya jadi kenyataan
Rida Ilahi karena ridanya
Murka Ilahi karena murkanya
Lirik lagu di atas sejalan dengan sebuah hadis yang berbunyi, "Rida Allah ﷻ bergantung dari rida kedua orang tua dan kemurkaan Allah ﷻ bergantung dari kemurkaan orang tua." (HR. Tirmidzi).
Hadist ini sudah cukup jelas bahwa bakti anak kepada kedua orang tua digandengkan dengan bentuk ketaatan kepada Allah. Jadi dengan kondisi apapun seorang anak tidak diberi pilihan lain selain berbakti kepada orang tuanya.
Tetapi pada kenyataannya, justru saat ini kita disuguhkan dengan berbagai potret buram hubungan anak dengan orang tua. Fakta yang menyesakkan dada terus saja bergulir dalam pemberitaan media.
Sebut saja kasus-kasus yang sempat viral, seperti anak melaporkan orang tuanya sendiri karena warisan. Anak yang tega menelantarkan orang tuanya atau menitipkan ibunya ke panti jompo dengan alasan sibuk bekerja.
Dan yang belum lama viral adalah kasus anak SMP yang tega melaporkan ibunya ke kantor polisi gara-gara dilarang pacaran. Itu hanya contoh kasus yang rame diberitakan, diluar itu masih banyak kasus serupa lainnya. Baik yang tidak viral atau pun yang tidak masuk media tetapi terjadi di tengah-tengah kita.
Bisa saja semua itu terjadi sebab si anak tidak paham bahwa ada perintah baginya untuk mencari rida orang tua. Bisa juga orang tua tidak menanamkan aqidah Islam dengan benar kepada anak-anaknya. Dengan alasan sibuk bekerja atau kurangnya pemahaman akan Islam, sehingga perihal aqidah yang menjadi dasar berperilaku tidak tersampaikan.
Di samping itu ada pengaruh lebih besar yang membuat potret keluarga semakin buram. Sejatinya mereka semua merupakan korban dari sistem yang diterapkan hari ini. Yaitu sistem kapitalisme yang mengusung asas sekulerisme atau memisahkan agama dari kehidupan. Sistem inilah yang menjauhkan Islam dari berbagai lini kehidupan.
Dan terus berupaya melucuti ajaran Islam dari pemeluknya. Upaya yang dilakukan mereka adalah menjunjung tinggi kebebasan individu dan materi sebagai tolak ukur kebahagiaan. Sehingga setiap individu dengan berbagai cara hanya mengejar kepuasan dan materi saja.
Tanpa sadar mereka menjadi korban kapitalis, pelan tapi pasti mengikis akhlak, moral dan norma-norma keagamaan. Selangkah demi selangkah mengikuti budaya barat dan lupa adat ketimuran.
Sistem ini sudah terbukti gagal dalam pengurusan keluarga, yang ada justru merusak tatanannya. Sudah saatnya kembali pada aturan Islam. Karena hanya Islam yang komplit dan tuntas mengatur segala urusan.
Islam telah gamblang menjelaskan tentang hak dan kewajiban orang tua dalam membesarkan anak. Begitupun hak dan kewajiban anak terhadap orang tua. Apalagi ketika orang tua sudah tidak mampu mencari nafkah, sudah mulai renta sehingga tidak mampu lagi mengurus dirinya sendiri. Maka ini menjadi kewajiban anak untuk merawat dan memenuhi kebutuhannya.
وَقَضَىٰ رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا ۚ إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ أَحَدُهُمَا أَوْ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُلْ لَهُمَا أُفٍّ وَلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَهُمَا قَوْلًا كَرِيمًا
"Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik." (QS. Al-Isra' [17]: 23).
Dalam satu ayat ini saja sudah jelas bagaimana seharusnya seorang anak berperilaku terhadap orang tuanya. Selain itu, Islam menjadikan rida Allah sebagai tujuan utama manusia dalam menjalankan aktivitasnya. Sehingga setiap individu berlomba mengejar kebaikan untuk akhiratnya. Jika hal ini bisa diterapkan, otomatis tidak akan ada lagi potret buram keluarga yang menyayat hati.
0 Komentar