Oleh: Titin Surtini
Muslimah Peduli Umat
Al-Qur'an merupakan kitab suci umat Islam. Sebagai petunjuk dari Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad ﷺ untuk seluruh umat manusia. Setiap muslim harus mempercayai kebenaran Al-Qur'an.
Tetapi baru -baru ini viral di media sosial, seorang qariah yang disawer dua orang pemuda saat membaca Al-Qur'an. Hal tersebut mendapat respon dari pihak Majelis ulama Indonesia melalui ketuanya K.H. Cholil Nafis menyampaikan bahwa menyawer qari atau qariah yang sedang membaca Al-Qur'an merupakan cara yang salah dan tidak menghormati majelis. Bahkan, menurutnya, merupakan perbuatan haram dan melanggar nilai kesopanan.
Yang terjadi di video viral tersebut merupakan tindakan yang bertentangan dengan adab mendengarkan Al-Qur’an. Membaca Kalamullah disamakan dengan mendendangkan lagu dangdut. Nilai kesakralan kitab suci umat muslim pun menjadi ternoda.
Aktivitas ini merupakan bentuk desakralisasi Al-Qur’an, dan menunjukkan bahwa kehidupan sekuler telah menggerus keimanan. Sekularisme sukses membuat umat ini tak lagi mementingkan agama. Standar materi yang khas pada pola pikir kapitalis pun telah merasuk di relung kaum muslim. Dimana kebahagiaan hanya dinilai dengan banyaknya uang, seperti yang dilakukan dua pemuda tersebut.
Jika dibiarkan, aktivitas ini bisa saja terus terjadi di kalangan kaum muslim. Mereka menganggap Al-Qur’an bukan lagi kitab suci yang wajib disakralkan.
Desakralisasi seperti ini sangat berbahaya. Umat akan terjauhkan dari petunjuk yang hak. Mereka tak akan menjadikannya sebagai panutan atau petunjuk hidup. Akibatnya kaum muslimin akan hidup dalam hukum atau aturan buatan manusia, serta sisi gelap jahiliyah bisa kembali dan merusak umat muslim.
Islam sendiri sebenarnya telah mengajarkan bagaimana seorang muslim bersikap ketika diperdengarkan lantunan ayat suci Al-Qur’an.
Allah Taala berfirman dalam surat Al-Araf ayat 204:
وَإِذَا قُرِئَ الْقُرْآنُ فَاسْتَمِعُوا لَهُ وَأَنْصِتُوا لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ
“Dan apabila dibacakan Al Quran, maka dengarkanlah baik-baik, dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat.”
Menurut ayat di atas, seorang muslim diperintahkan untuk diam dan mendengarkannya. Imam Ahmad, menyampaikan orang yang mendengarkan ayat Al-Qur’an akan dicatat sebagai kebaikan yang berlipat ganda. Dari Abu Sa’id maula Bani Hasyim, dari Abbad ibnu Maisarah, dari Al-Hasan, dari Abu Hurairah RA, bahwa Rasulullah ﷺ telah bersabda,
“Barang siapa mendengarkan suatu ayat dari Kitabullah, maka dicatatkan baginya kebaikan yang berlipat ganda. Dan barang siapa yang membacanya, maka ia mendapat nur (cahaya) di hari kiamat.”
Dengan menyimak bacaan Al-Qur’an, dan mencoba untuk memahami dan mentadaburinya, hati akan tenang. Apalagi jika memahami isi ayat itu, terdapat berita luar biasa yang dibawa olehnya. Rasulullah ﷺ dan para sahabat selalu menangis jika mendengar bacaan ayat suci Al-Qur’an.
Salah satu upaya untuk mencegah desakralisasi Al-Qur’an agar tidak semakin luas adalah menciptakan lingkungan yang kondusif. Artinya menciptakan lingkungan dan suasana masyarakat, sekolah atau rumah agar dekat dengan Al-Qur’an.
Hanya saja, kedekatan dan pensakralan Al-Qur’an tidak cukup dengan meletakkannya di rak atas, menciumnya, mendengarkan atau menghafal. Tapi harus memahami isinya dan mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Karena Al-Qur’an adalah petunjuk hidup.
إِنَّ هَٰذَا الْقُرْآنَ يَهْدِي لِلَّتِي هِيَ أَقْوَمُ وَيُبَشِّرُ الْمُؤْمِنِينَ الَّذِينَ يَعْمَلُونَ الصَّالِحَاتِ أَنَّ لَهُمْ أَجْرًا كَبِيرًا
“Sesungguhnya Al-Qur’an ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan memberi khabar gembira kepada orang-orang Mu’min yang mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar.” (QS. Al-Isra: 9).
وَنَزَّلْنَا عَلَيْكَ الْكِتَابَ تِبْيَانًا لِكُلِّ شَيْءٍ وَهُدًى وَرَحْمَةً وَبُشْرَىٰ لِلْمُسْلِمِينَ...
“... Dan Kami turunkan kepadamu Alkitab (Alquran) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang berserah diri.” (QS. An-Nahl: 89).
Ayat-ayat di atas merupakan petunjuk bagi umat manusia, bagaimana cara terbaik memperlakukan Al-Qur’an. Namun faktanya selama umat ini masih berada pada lingkungan sekularisme dan kapitalisme, kaum muslim tidak akan bisa mensakralkan Al-Qur’an dengan sempurna.
Wallahu alam bissowab
0 Komentar