Oleh: Ahmad Khozinudin
Sastrawan Politik
Dr. H. Anwar Abbas, M.M., M.Ag beliau adalah seorang ulama, dosen dan ekonom Islam Indonesia yang menjabat sebagai Wakil Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) periode 2020-2025.
Sebelumnya, beliau menjabat sebagai Sekretaris Jenderal MUI (2015-2020) dan salah satu Ketua Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah (2015-2020). Dia adalah mutiara langka umat manusia.
Penulis pertama kali bertemu dan menjalin kontak langsung dengan beliau pada Selasa, 17 Mei 2022 lalu, saat menghadiri acara di Universitas Empat Lima (UNISMA) di Kota Bekasi. Meski baru pertama kali, ia langsung menyapa penulis dengan antusias. Seolah-olah mereka telah bertemu selama berabad-abad dan pertemuan ini adalah sambungan pertemuan sebelumnya.
Rekan penulis Cak Slamet Sugianto, Cak Maulana, Abu Anas, Arif Nugroho dan Ustadz Rahmat Kurnia mengunjunginya selama Momentum Syawal. Karena dia memiliki jadwal lain maka kami menunda obrolan, menunggu acara selesai dan mencari tempat yang nyaman untuk berhubungan dengannya dan berdiskusi lebih akrab.
Setelah sekitar dua jam menunggu, akhirnya kami bisa bertemu dengannya lagi di tempat yang lebih nyaman. Seperti biasa, Cak Slamet memulai diskusi podcast. Topiknya saat itu adalah penolakan Ustaz Abdul Shumad masuk ke Singapura.
Usai podcast, kami berdiskusi panjang lebar dengannya tentang berbagai persoalan rakyat dan negara. Terlihat bahwa meski usianya sudah tidak muda lagi, ia tetap sangat serius dengan segala macam dinamika yang terjadi saat ini.
Di satu sisi, dia hampir lupa dia punya agenda lain karena dia begitu fokus mengobrol dengan kami. Pertemuan itu isyaallah penuh keberkahan, tak ternilai dan kami senang bisa berhubungan dengannya.
Dalam setiap isu terkini, beliau selalu aktif menyampaikan pandangannya untuk membela dan menjunjung tinggi Izzul Islam wal Muslimin. Ia selalu berada di garis depan, menyampaikan pandangan dan kritik dalam konteks tanggung jawab dakwahnya.
Belum lama ini, ia juga memprotes keras penempatan bendera LGBT yang tidak bermoral oleh kedutaan Inggris di sebelah Union Jack di kedutaannya di Jakarta. Suatu perbuatan yang tidak menghargai nilai-nilai yang dianut oleh bangsa Indonesia.
Dalam pertemuan dengannya, penulis dengan cermat mengamati ekspresi wajahnya, ketajaman matanya, dan fanatisme yang terpancar dari matanya. Memang semangat yang beliau miliki masih membara, dan abadi tidak tergerus zaman.
Subhanallah, dia memang permata umat. Di antara banyak ulama, hanya sedikit yang tetap istiqamah di jalan dakwah.
Semoga Allah melimpahkan umur panjang, kesehatan yang baik, kelimpahan dan perlindungan sehingga dia dapat terus berdakwah dengan lantang. Ya Allah, muliakanlah Buya Anwar, sebagaimana para Rasul dan Ambia dahulu dimuliakan atas aktivitas dakwahnya. Aamiin.
0 Komentar