ASING MAKIN LANCANG LECEHKAN NEGERI MUSLIM TERBESAR


Oleh: Shalsa Baharrizqie
Muslimah Peduli Umat

Publik kembali dihebohkan dengan penceramah kondang, Ustad Abdul Somad beserta keluarga yang ditolak masuk ke negeri singa. Pasalnya, berbagai pro dan kontra telah bertebaran di jagat maya, hingga tagar 'Singapura' menjadi trending topic nomor satu Twitter di Indonesia usai kasus penolakan itu.

Padahal, tujuan UAS dan rombongan ke Singapura tiada lain hanya untuk berlibur, bukan dalam rangka mengisi kajian atau berceramah. Bahkan beliau menuturkan "Apakah saya diduga teroris sehingga saya dan rombongan di deportasi oleh pihak imigrasi Singapura?"

Bila dari surat-surat yang ada, tentu sudah memenuhi syarat dan standar yang berlaku serta di stempel oleh pihak imigrasi, membuktikan bahwa UAS dan rombongan sudah memenuhi segala persyaratan.

Tindakan Singapura dianggap sebagai penghinaan dan ketidakadilan bagi warga indonesia, tidak memperlakukan ulama secara baik. Ditambah lagi dengan perlakuan singapura terhadap UAS yang masukan UAS kedalam sebuah jeruji yang seperti penjara berukuran 1x2 meter selama 1 jam, sedangkan Istri dan rombongannya di pindah ke ruangan yang lain. "Ini bukan seperti penjara melainkan seperti liang lahat" tutur UAS.

Apakah ini merupakan konspirasi pemerintah Indonesia yang meminta Singapura untuk mencegah UAS? Apa alasannya? Perlakuan yang mereka berikan seperti memperlakukan teroris yang sedang mengancam negara.

Pemerintah sepatutnya dapat mengevaluasi beragam kebijakannya agar kewibawaan di mata asing menguat.

Karena fakta penolakan UAS yang dilakukan asing sungguh telah merendahkan dan melecehkan terhadap negeri muslim terbesar ini. Pemerintah sendiri tidak menampakan sikap tegas untuk menghormati para ulama, serta tidak mengecam atas tindakan yang diberikan imigrasi.

Dan ini membuktikan bahwa sistem sekuler tidak dapat memberikan perlindungan terhadap warganya, terbukti kegagalannya dalam mengatasi segala permasalahan yang ada.

Sungguh tidak ada lagi keadilan negera terhadap rakyatnya.

Ketahulilah bahwa kewajiban setiap muslim terhadap para ulama dan orang-orang shalih adalah mencintai dan menyukai mereka, menghormati dan memuliakan mereka, tanpa berlebih-lebihan atau merendahkan.

Mengolok-olok ulama dan orang-orang shalih, mengejek atau melecehkan mereka, tentu saja bertentangan dengan perintah untuk mencintai dan memuliakan mereka. Karena dengan mengolok-olok dan memandang rendah Ahli Ilmu dan orang shalih, termasuk sifat orang kafir dan salah satu cabang dari kemunafikan.

Demikian pula mengolok-olok orang shalih, orang yang menjalankan Sunnah Nabi. Allah telah menggolongkan pelecehan terhadap orang-orang yang beriman sebagai pelecehan terhadap-Nya. Sebagaimana Allah Berfirman dalam surat At Taubah:

ÙˆَÙ„َئِÙ†ْ سَØ£َÙ„ْتَÙ‡ُÙ…ْ Ù„َÙŠَÙ‚ُولُÙ†َّ Ø¥ِÙ†َّÙ…َا ÙƒُÙ†َّا Ù†َØ®ُوضُ ÙˆَÙ†َÙ„ْعَبُ ۚ Ù‚ُÙ„ْ Ø£َبِاللَّÙ‡ِ ÙˆَآيَاتِÙ‡ِ ÙˆَرَسُولِÙ‡ِ ÙƒُÙ†ْتُÙ…ْ تَسْتَÙ‡ْزِئُونَ
Dan jika kamu tanyakan kepada mereka (tentang apa yang mereka lakukan itu), tentulah mereka akan manjawab, "Sesungguhnya kami hanyalah bersenda gurau dan bermain-main saja". Katakanlah: "Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok?" (at-Taubah 9: 65)

Wallahu A'lam Bi as-Showab'

Posting Komentar

0 Komentar