YAHUDI BERAKSI, KHILAFAH SOLUSI


Oleh: Wina Fatiya

Palestina menangis lagi. Tangisannya kian parau karena saking lamanya ia menangis. Salah satu video yang diunggah oleh kanal lifeforumah memperlihatkan bagaimana anak kecil dan warga Palestina terluka akibat serangan brutal Zionis Israel.

Peristiwa ini terjadi di lingkungan Masjid Al-Aqsha, tepatnya di pintu gerbang Damaskus. Warga Palestina saat itu sedang merayakan momentum Isra Miraj. Diduga ada seorang anak kecil yang mengibarkan bendera Palestina di tengah kerumunan tentara Israel yang sedang berjaga di sekitar Masjid. Itulah yang menyulut kemarahan para tentara Israel itu.

Yang sangat tidak manusiawi adalah mereka melakukan penyerangan terhadap anak-anak. Anak-anak itu dipukuli, ditendang, dianiaya tanpa belas kasih. Bahkan tak puas sekedar itu, mereka melemparkan granat ke tengah warga. Sungguh biadab.

Palestina menjadi simbol betapa rapuhnya kekuatan kaum Muslim di dunia saat ini. Baik secara konstelasi politik internasional maupun bargaining position di mata dunia, kaum Muslim belum memiliki kekuatan bahkan untuk sekedar membela diri.

Palestina juga menjadi simbol keangkuhan Zionis Israel yang tidak henti-hentinya memporak-porandakan dunia dengan hasrat dan kebiadabannya. Bukan hanya invasi secara fisik, nyatanya Yahudi Israel sudah berada di belakang semua skenario penghancuran Islam.

Benarlah apa yang dikatakan Al-Quran bahwa mereka akan saling membunuh dan mengusir manusia dari kampung halamannya. Sebagaimana tertera dalam ayat berikut:

ثُمَّ أَنْتُمْ هَٰؤُلَاءِ تَقْتُلُونَ أَنْفُسَكُمْ وَتُخْرِجُونَ فَرِيقًا مِنْكُمْ مِنْ دِيَارِهِمْ تَظَاهَرُونَ عَلَيْهِمْ بِالْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ وَإِنْ يَأْتُوكُمْ أُسَارَىٰ تُفَادُوهُمْ وَهُوَ مُحَرَّمٌ عَلَيْكُمْ إِخْرَاجُهُمْ ۚ أَفَتُؤْمِنُونَ بِبَعْضِ الْكِتَابِ وَتَكْفُرُونَ بِبَعْضٍ ۚ فَمَا جَزَاءُ مَنْ يَفْعَلُ ذَٰلِكَ مِنْكُمْ إِلَّا خِزْيٌ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا ۖ وَيَوْمَ الْقِيَامَةِ يُرَدُّونَ إِلَىٰ أَشَدِّ الْعَذَابِ ۗ وَمَا اللَّهُ بِغَافِلٍ عَمَّا تَعْمَلُونَ
Kemudian kamu (Bani Israil) membunuh dirimu (saudaramu sebangsa) dan mengusir segolongan daripada kamu dari kampung halamannya, kamu bantu membantu terhadap mereka dengan membuat dosa dan permusuhan; tetapi jika mereka datang kepadamu sebagai tawanan, kamu tebus mereka, padahal mengusir mereka itu (juga) terlarang bagimu. Apakah kamu beriman kepada sebahagian Al Kitab (Taurat) dan ingkar terhadap sebahagian yang lain? Tiadalah balasan bagi orang yang berbuat demikian daripadamu, melainkan kenistaan dalam kehidupan dunia, dan pada hari kiamat mereka dikembalikan kepada siksa yang sangat berat. Allah tidak lengah dari apa yang kamu perbuat.(QS. Al-Baqarah: 85)

Ayat ini menggambarkan salah satu watak Yahudi Israel yaitu menyukai konflik. Bahkan tak jarang konflik itu mereka rekayasa sendiri. Seperti dulu Bani Quraizhah dan Bani Nadzir selau berperang di antara mereka. Namun ketika ada Sekutu yang tertawan maka mereka akan menebusnya, padahal yang menawannya adalah kalangan mereka sendiri.

Begitu pula ketika membahas Palestina, pendudukan Israel di tanah Palestina penuh dengan makar dan rekayasa.

Diawali dari bujuk rayu German supaya Khilafah Ustmani turut serta dalam Perang Dunia 1. Saat itu Khilafah Ustmani sudah digerogoti oleh pengkhianat-pengkhiant pro barat. Mereka seolah ingin mengembalikan kedigdayaan Khilafah Ustmani, namun semua itu hanyalah makar mereka supaya Khilafah terjerembab dalam kehancuran.

Nyatanya German dan pihak Sekutu terutama Inggris dan Perancis sudah melakukan banyak perjanjian rahasia untuk menjebak Khilafah Ustmani.

Pada akhirnya Blok sentral yang digawangi German dan Ustmani kalah perang. Kekalahan itu menjadi jalan mulus bagi Sekutu untuk menghancurkan Islam dan memotong bagian wilayahnya.

Persetujuan Skyes-Picot pada 16 Mei 1916 antara Inggris dan Prancis menjadi ajang bagi-bagi kue kekuasaan. Wilayah Islam satu persatu dicaplok oleh mereka.

Lalu pada 2 November 1917 dikumandangkanlah Deklarasi Balfour atau Perjanjian Balfour. Itu adalah surat yang dikirimkan Menteri Luar Negeri Inggris Arthur James Balfour, kepada Lord Rothschild, pemimpin komunitas Yahudi Inggris, yang mempersilakan orang-orang Yahudi melakukan eksodus ke tanah Palestina.

Bahkan eksodus besar-besaran terjadi sampai warga Palestina diusir, dihinakan, dirampas hak miliknya bahkan dibunuh dan dibombardir. Dari sinilah dimulai, luka demi luka itu, hingga kini masih menganga.

Jadi, persoalan Palestina itu bukan tentang toleransi dan kerukunan, bukan masalah kemanusiaan, namun ini adalah masalah perampasan, kejahatan, kebiadaban yang jelas tampak di muka dunia.

Saatnya umat Muslim sadar bahwa satu-satunya yang bisa menghentikan kebiadaban Zionis Israel hanyalah Khilafah. Pasalnya sepanjang 13 Abad Khilafah tegak di muka bumi, tak sekalipun Zionis itu punya kesempatan untuk menistakan kaum Muslim. Karena Khilafah itu adalah Junnah (perisai) kaum Muslim dari berbagai gangguan luar terutama dari bengisnya Zionis Yahudi. Walahuallam~

Posting Komentar

0 Komentar