Oleh: Wina Fatiya
Maraknya kasus perceraian serta ramainya masalah pernikahan yang menghiasi pemberitaan, membuat kita bertanya-tanya ada apa dengan institusi keluarga Indonesia? Apa yang salah?
Menurut laporan Statistik Indonesia, jumlah kasus perceraian di Tanah Air mencapai 447.743 kasus pada 2021, meningkat 53,50% dibandingkan tahun 2020 yang mencapai 291.677 kasus. Laporan ini menunjukkan kalangan istri lebih banyak menggugat cerai ketimbang suami. (databoks.katadata.co.id, 28/02/2022)
Selain perselingkuhan, penyebab perceraian pada pasangan juga bisa berasal dari kondisi ekonomi keluarga, masalah kecanduan, situasi stres yang berdampak parah, hingga masalah ketidakcocokan yang dialami pasangan. Beberapa penyebab ini memang sering menjadi pangkal masalah dalam pernikahan yang berujung perceraian. (merdeka.com, 26/02/2021)
Ujian pernikahan memang fitrahnya akan selalu ada mengiringi biduk rumah tangga. Ujian ini hakikatnya memang datang dari Allah SWT. Ujian ini selain untuk memilah siapa yang sabar, juga untuk memilih siapa di antara manusia yang layak mendapatkan ridha Allah dan surga-Nya.
Sebagimana tercantum dalam Al-Qur'an surat Al Ahzab ayat 35 berikut:
إِنَّ الْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْقَانِتِينَ وَالْقَانِتَاتِ وَالصَّادِقِينَ وَالصَّادِقَاتِ وَالصَّابِرِينَ وَالصَّابِرَاتِ وَالْخَاشِعِينَ وَالْخَاشِعَاتِ وَالْمُتَصَدِّقِينَ وَالْمُتَصَدِّقَاتِ وَالصَّائِمِينَ وَالصَّائِمَاتِ وَالْحَافِظِينَ فُرُوجَهُمْ وَالْحَافِظَاتِ وَالذَّاكِرِينَ اللَّهَ كَثِيرًا وَالذَّاكِرَاتِ أَعَدَّ اللَّهُ لَهُمْ مَغْفِرَةً وَأَجْرًا عَظِيمًا
Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki dan perempuan yang mukmin, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya, laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyu', laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar. (Surat Al-Ahzab Ayat 35)
Nyatanya ujian pernikahan memang tak mudah untuk dilewati. Selain karena melibatkan ego dan kepentingan diri, juga ada kiprah setan yang tak bisa dimungkiri.
Said bin Musayyib berkata, “Strategi setan sebelum menikah dan setelah menikah berbeda. Sebelum menikah, mendekatkan laki-laki dan wanita (pacaran) kemudian berakhir pada kemaksiatan. Namun, ketika telah menikah, strategi setan memisahkan suami dan istri.”
Jabir bin Abdullah meriwayatkan dari Nabi SAW., yang bersabda:
“Sesungguhnya iblis itu meletakkan singgasananya di atas lautan lalu mengutus bala tentaranya ke seluruh penjuru dunia. Yang paling besar fitnahnya kepada manusia maka dialah yang paling dekat kedudukannya dengan iblis. Setan datang menemui iblis untuk menyampaikan laporan tentang apa yang baru saja dia lakukan kepada manusia. Setan tersebut mengatakan, dia senantiasa bersama si Fulan untuk menggodanya sampai melakukan banyak dosa. Lalu iblis pun berkata, ‘Demi Allah, engkau belum melakukan apa-apa.’ Kemudian datang lagi tentara iblis yang menyampaikan laporan bahwa dia telah membuat pasangan suami istri bercerai. ‘Saya tidak meninggalkan pasangan suami istri kecuali telah aku pisahkan mereka,’ kata setan tersebut. Mendengar itu, iblis pun mengungkapkan. ‘Kau adalah sebaik-baiknya tentara.’”
Hadis ini menjadi dalil naqli bahwasanya kiprah setan sangat besar dalam proses memisahkan pasangan suami isteri. Setan tak berhenti menggoda bahkan selalu memperbesar api prahara rumah tangga.
Ada beberapa hal yang bisa dilakukan supaya terhindar dari godaan setan yang menganggu rumah tangga yaitu:
1. Senantiasa menghias diri dengan ilmu agama.
Kita memahami bahwa Islam adalah agama yang sempurna. Islam memiliki seperangkat aturan yang komplit termasuk aturan pernikahan. Islam dengan jelas sudah memposisikan setiap peran sesuai dengan fitrah dan kapasitas manusia.
Laki-laki diberikan peran dan tanggungjawab sesuai fitrah dan kapasitasnya. Begitupun perempuan diberikan hal dan kewajiban sesuai dengan fitrah dan kapasitasnya. Jika keduanya melaksanakan biduk rumah tangga sesuai dengan apa yang digariskan oleh Islam, maka prahara itu akan bisa diminimalisir sekaligus akan menghindarkannya dari perceraian.
Dengan ilmu, diri akan punya tali kekang pemikiran dan perasaan. Pemikiran yang salah akan bisa dihempaskan. Perasaan yang salah akan bisa ditaklukkan. Dengan ilmu pula pemikiran dan perasaan bisa berjalan beriringan. Dengan ilmu-lah syakhsiyyah Islam bisa menjadi karakteristik kepribadian sejati yang dimiliki suami maupun isteri.
2. Senantiasa memperbanyak zikir.
Memperbanyak dzikir kepada Allah SWT dapat membuat kurus setan. Pun setan akan sempit ruang gerak dan kesempatannya di sekitar kita karena zikir senantiasa menghiasi hati, lisan dan perbuatan kita.
Zikir berarti mengaitkan setiap perbuatan dan peristiwa kepada Allah SWT. Kaitan ini bersumber dari kesadaran bahwa hanya Allah satu-satunya pemilik solusi atas semua masalah kehidupan. Kepada Allah sajalah kita menyerahkan segala urusan. Pun kepada syariat Allah sajalah kita menyandarkan segala aturan.
3. Menjauhi maksiat dan orang yang memberikan pengaruh negatif.
Tak dipungkiri manusia tempat salah dan khilaf. Namun bukan berarti menjadi pembenaran ketika manusia melakukan kemaksiatan. Tetap saja yang namanya kemaksiatan adalah karena pilihan pribadi.
Oleh karena itu, untuk menghempaskan segala potensi prahara rumah tangga, kemaksiatan itu harus dijauhi. Karena ia adalah sumber masalah yang sebenarnya.
Orang yang memberikan pengaruh negatif bak duri dalam daging. Ia akan senantiasa merongrong setiap upaya perbaikan dalam rumah tangga. Oleh karena itu penting sekali menemukan atau membentuk lingkungan orang-orang yang berpengaruh positif terhadap kehidupan rumah tangga.
4. Harus mengetahui dan menyadari trik dan tipu daya setan.
Setan memiliki banyak sekali trik dan tipu daya. Manusia harus mengetahuinya juga menyadari hal ini. Tentu informasi yang sohih tentang hal ini bersumber dari Al-Qur'an dan Hadis. Sehingga penting bagi kita mengkaji dalil seputar gerak-gerik setan dalam kehidupan manusia khususnya dalam biduk rumah tangga.
Pernikahan adalah ikatan suci yang diikat dengan ikrar dan janji kepada ilahi. Jangan sampai hanya karena masalah sepele, bangunan rumah tangga itu hancur padahal ia adalah sumber keberkahan dan salah satu jalan keridhaan.
Kategori masalahpun patokannya bukan perasaan apalagi keinginan manusia. Masalah itu adalah sesuatu yang bertentangan dengan syariat yang Allah tetapkan. Itulah masalah. Selama tidak melanggar hukum sara, adab-adabnya ditegakkan karena keikhlasan, akhlaknya dilakukan semata karena mengharap ridha Allah SWT, niscaya prahara rumah tangga itu akan menemukan jalan keluar. Hanya kepada Allah sajalah kita memohon perlindungan dari tipu daya setan.
Wallahu' alam bi showab
0 Komentar