Oleh: Eulis Anih
Dikutip dari suara.com Presiden Joko Widodo mengingatkan TNI dan Polri agar jangan sampai di susupi penceramah radikal dalam kegiatan beragama.
Menurut Jokowi jangan sampai dengan mengatas namakan demokrasi lantas mengundang penceramah radikal.
Tenaga ahli utama Kantor Stap Presiden Ali Muchtar Ngabalin mrngatakan peringatan Jokowi sudah tepat.
"Saya bilang kalau di ibaratkan penyakit kanker, maka penetrasi paham-paham radikal ini di ibaratkan sudah masuk pada stadium ke empat, jangan keliru, sangat kritis." Kata ngabalin, Minggu (6/3/2022).
Seharusnya pemerintah pokus kepada pokok-pokok masalah yang menyangkut hajat hidup orang banyak. Hal ini yang seharusnya menjadi perhatian utama pemerintah, bukanya sibuk menarasikan buruk citra penceramah. Penguasa sibuk dengan urusanya, sibuk dengan kepentingan pengamanan kursi kekuasaan yang berimbas pada pelayanan pada kapitalis, sementara rakyat harus banting tulang memenuhi kebutuhanya sediri. Miris sekali, padahal kita hidup di negeri yang subur dan makmur, kalau saja bisa mengurus serta meriayahnya sesuai dengan syariat islam, inilah akibat sistem kapitalis, jadi yang berkuasa yang banyak uang, padahal dalam sistem islam yang namanya hajat hidup orang banyak harus di kuasai oleh negara seperti: air, api, padang rumput untuk kepentingan umatnya, bukan di berikan pengurusanya kepada Asing dan Aseng.
Karena penerapan sekulerisme secara sistemik di tubuh pemerintahan menjadikan masyarakat jauh dari islam, padahal solusi seluruh kerusakan tersebut semuanya ada dalam islam.
Islamlah yang mengatur seluruh aspek kehidupan, bukan hanya aspek ibadah saja, sebagaimana pemahaman sebagian yang ada di masyarakat saat ini, padahal islam yang mengatur dari hal terkecil sampai hal pemerintahan ada aturannya dalam islam, tetapi saat ini bukan hanya tidak diterapkan hukum-hukum islam, tapi justru penguasa pobia terhadap ajaran islam.
Seharusnya pemerintah itu meriayah, mengayomi, sayang kepada rakyat buka malah membenci terhadap orang-orang yang benar-benar ingin memahamkan umat dengan islam dan justru mereka menyebutnya radikal.
Rosulullah SAW, pernah bersabda, "Sebaik-baik pemimpin kalian adalah kalian cinta kepada mereka dan mereka pun mencintai kalian, mereka mendoakan kalian dan kalian pun mendoakan mereka. Dan seburuk-buruk pemimpin kalian ialah kalian benci kepada mereka, dan mereka pun benci kepada kalian, kalian melaknat mereka dan mereka pun melaknat kalian."(HR Muslim).
Oleh karenanya perjuangan dakwah tidak boleh terhenti demi terlaksananya hukum islam yang hanya bisa sempurna di terapkan jika sudah ada Daulah khilafah.
Wallahu'allam bissawab.
0 Komentar