PENTINGNYA PEMIKIRAN ISLAM


Oleh: Yuliati Sugiono

Umat Islam ini ibarat makhluk hidup. Seperti sistem tubuh, ada darah, ada urat nadi dan sebagainya. Tubuh membutuhkan makanan yang dialirkan darah. Jika tidak makan maka lama kelamaan tubuh akan sakit. Awalnya ringan, lama-lama sakit berat butuh diobati. Apa obatnya? Pemikiran Islam.

Pemikiran Islam atau tsaqofah Islam itu ibarat darah yang mengalirkan nutrisi ke seluruh jaringan tubuh. Semakin intens umat ini mendapatkan asupan tsaqofah Islam maka dia akan sembuh dari sakitnya dan bangkit.

Mengapa demikian? Karena pemikiran Islam bisa menjawab kebutuhan umat. Masalah-masalah baru terpecahkan oleh mujtahid-mujtahid disetiap masa dan setiap wilayah.

Namun umat islam saat ini mengalami bala', yaitu adanya ulama yang menelantarkan pemikiran Islam yang ada pada umat. Mereka sengaja menutup pemikiran dengan menutup pintu ijtihad.

Pemikiran asing atau tsaqofah asing adalah senjata paling beracun yang diluncurkan pada kaum muslimin. Jihad hanya diartikan melawan hawa nafsu. Menjalankan Islam kaffah sama dengan radikal.

Maka mau tidak mau senjata harus dilawan dengan senjata. Pemikiran asing dilawan dengan pemikiran Islam, baik disampaikan secara lisan maupun tulisan.

Supaya tubuh umat sehat maka darah yang mengalir harus bersih dari racun pemikiran asing yang disusupkan musuh-musuh Islam. Kucuran dana, pasukan militer dan tsaqofah asing mereka gunakan untuk pendangkalan aqidah Islam. Tidak perlu umat itu murtad, sekedar moderat saja sudah cukup menunjukkan keberhasilan agenda mereka.

Maka perlu dilakukan penjernihan pemikiran Islam dari racun-racun tersebut. Bila menginginkan umat selamat maka pemikiran Islam obatnya karena dengan itu akan memurnikan aqidah.

Aqidah Islam bukan dibawa oleh orang Arab, tapi dari Allah. Pemikiran Islam baik dinukil dari orang Arab atau bukan, tetap disebut pemikiran Islam. Al Qurtubi berasal dari Qurtuba yaitu wilayah di Spanyol.

Sementara itu pemikiran orang Arab sebelum Islam, bukan pemikiran Islam. Baru setelah Islam datang, orang Arab memeluk Islam dan memunculkan potensinya. Jadi potensi bahasa Arab dan Islam adalah dua hal yang tak terpisahkan.

Pemikiran Islam dibangun oleh dua hal yaitu akal dan syariat. Manusia yang diseru adalah akalnya. Kita disuruh memperhatikan al-hayah, al-kaun dan al-insan dengan menggunakan akal. Bagaimana gunung ditinggikan, bagaimana jantung memompa darah, bagaimana hewan berkembang biak dan sebagainya. Ini semua untuk sampai kepada iman. Disinilah disebut dengan aqidah aqliyah.

Sementara iman kepada jin, sesuatu yang ghaib, kita mengimaninya karena ada dalil naqliyah.

Jadi pemikiran Islam itu adalah pemikiran yang bersumber dari Islam. Jadi harus ada dalil syara'nya, apakah dari Al-Quran, As-sunnah, ijma dan qiyas. Diluar itu berarti bukan pemikiran Islam.

Maka Komunis, teori Darwin, demokrasi dan penjajahan, semua itu bukan pemikiran Islam, karena tidak bersumber dari Al-Quran, As-sunnah, ijma dan qiyas.

Merupakan bala' yang besar menimpa umat saat ini, ketika ada ulama yang mencampur pemikiran Islam dengan pemikiran asing. Demokrasi Islam, Sosialisme Islam, pacaran islami adalah contohnya. Ini sama saja mencampuradukkan yang haq dengan yang batil.

Pemikiran Islam hilang keistimewaannya bila lepas dari Al-Quran. Pemikiran Islam tidak menerima solusi tambal sulam, perbaikan bertahap, seperti pemikiran atau tsaqofah asing.

Maka pastikan anak-anak kaum muslimin selalu mengkonsumsi tsaqofah Islam agar senantiasa sehat dan bangkit. Wallahu a'lam bish shawwab.

Posting Komentar

0 Komentar