Oleh: Wina Fatiya
Tak dipungkiri Rusia saat ini menjadi perhatian dunia. Bukan hanya karena invasinya ke Ukraina, namun juga ada hal menarik tentang Rusia.
Seperti beberapa waktu lalu beredar video yang memperlihatkan presiden Vladimir Putin sedang berbicara kepada masyarakat tentang tunjangan kelahiran. Dia mengatakan, "Wanita-wanita Rusia itu cantik-cantik. Menikahlah dan punya anaklah. Pemerintah akan memberikan tunjangan untuk kalian yang punya anak."
Diketahui dari video itu bahwa Rusia memberikan tunjangan kepada keluarga yang memiliki 1-3 anak. Sedangkan jika memiliki 4 anak, pemerintah akan memberikan tunjangan khusus.
Dikutip dari jpnn.com, Presiden Rusia Vladimir Putin menyiapkan anggaran USD 6,5 miliar (Rp 89 triliun) untuk menggenjot tingkat kelahiran di negaranya. Dia berjanji memberikan uang sekitar USD 7.600 (Rp 103 juta) kepada semua perempuan yang melahirkan.
Rusia memang mengalami krisis demografi sejak tahun 2000an. Bahkan sejak perang dingin usai, kondisi ekonomi dan sosial yang sulit menyebabkan wanita-wanita di sana enggan untuk melahirkan.
Tak jauh berbeda dengan Rusia, Korea Selatan tengah mengalami darurat demografi. Di balik gemerlap dan hingar bingar Korean Wave, ternyata angka kelahiran di negara ini adalah yang paling rendah di dunia. Diperkirakan pada tahun 2067 penduduk Korea Selatan tinggal 39 juta.
Jepang dan Cina juga sama. Bahkan, Jepang dikenal memiliki penduduk tua paling banyak di dunia. Sebutan sebagai masyarakat "super-manula" disandangnya baik di urban dan perdesaan. Pada 2050, sepertiga penduduk Jepang diprediksi berusia di atas 65 tahun. Tingkat kelahiran anak yang sangat sedikit membuat pemerintah memberikan insentif bagi warganya memiliki anak. Bahkan, negara pun turun tangan menangani kencan bagi warganya. Sedangkan di Cina, laju pertumbuhan penduduk saat ini berada di tingkat paling lambat dalam beberapa dekade terakhir. (Sindonews.com, 5/6/2021)
Di Benua Biru Eropa pun kini menghadapi masalah yang sama yaitu krisis demografi karena tingginya tingkat kematian dan penurunan angka kelahiran.
Pandangan Materialistik Penyebab Krisis Demografi
Menurut para ahli, ada banyak penyebab dari fenomena tersebut, termasuk biaya membesarkan anak dan melonjaknya harga properti, ditambah dengan masyarakat yang terkenal kompetitif yang membuat pekerjaan dengan gaji yang baik sulit diperoleh.
Beban ganda bagi ibu yang bekerja dalam melakukan pekerjaan rumah tangga dan pengasuhan anak yang paling berat sekaligus mempertahankan karier mereka merupakan faktor kunci lainnya. (Pikiran rakyatcirebon.com, 5/01/2022)
Tak dipungkiri kondisi dunia saat ini sarat dengan paradigma materialisme. Setiap sendi kehidupan berpatokan pada materi. Bahkan visi misi hidup duniawi tak lepas dari unsur materi.
Hal ini terjadi karena penerapan sistem Kapitalisme yang nyatanya sudah merongrong manusia sampai ke ulu hati. Kapitalisme dianggap sebagai sistem dan ideologi kekinian yang layak mengatur manusia. Padahal justru penderitaan demi penderitaan manusia akibat penerapan sistem Kapitalisme sudah tak bisa dinafikan.
Jutaan nyawa melayang akibat politik perang yang digencarkan AS ke seluruh dunia terutama negeri-negeri Muslim. AS sebagai kampiun Kapitalisme nyatanya hanya peduli pada kepentingan dan keuntungannya sendiri.
Akibat yang paling kentara adalah menyimpangnya perilaku manusia dari jalur fitrah hidupnya. LGBT, Feminis Gender, Atheisme, sex bebas, aborsi dll adalah sekelumit problematika manusia akibat Kapitalisme.
Fitrah kewanitaan dan kelelakian dalam sistem ini tergerus dan tergeser oleh sejumlah aturan dan tata nilai yang bertentangan dengan fitrah. Misalnya seorang ibu yang enggan memiliki anak, enggan melahirkan bahkan enggan menikah. Pandangan Materialistik telah menggantikan sisi naluriah manusia. Inilah pangkal bencana krisis demografi itu.
Pandangan Islam
Islam adalah agama yang menempatkan materi sesuai porsinya. Materi bukanlah tujuan kehidupan juga bukan prasyarat kebahagiaan. Materi adalah wasilah untuk mendekatkan diri kepada Sang pencipta alam. Itulah visi misi hidup sebenarnya yaitu meraih cinta dan ridha Allah SWT.
Islam menjadikan pandangan memiliki keturunan, melahirkan dan mendidik generasi adalah ibadah dan memiliki banyak keutamaan. Sebagaimana Hadis Nabi SAW:
تَزَوَّجُوا الْوَدُوْدَ الْوَلُوْدَ فَإِنِّيْ مُكَاشِرٌ بِكُمُ الأُمَمَ
"Nikahilah perempuan yang pecinta (yakni yang mencintai suaminya) dan yang dapat mempunyai anak banyak, karena sesungguhnya aku akan berbangga dengan sebab (banyaknya) kamu di hadapan umat-umat (yang terdahulu)". (HR. Abu Dawud, Nasa’i, Ibnu Hibban dan Hakim, shahih).
Dari Abu Huarirah, ia berkata: telah bersabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam,
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : إِنَّ الرَّجُلَ لَتُرْفَعُ دَرَجَتُهُ فِى الْجَنَّةِ فَيَقُوْلُ : أَنَّى (لِي) هَذَا؟ فَيَقُالُ : بِاسْتِغْفَارِ وَلَدِكَ
"Sesungguhnya ada seseorang yang diangkat (ditinggikan) derajatnya di jannah (surga)". Lalu ia bertanya (terheran-heran), "Bagaimana aku bisa mendapat ini (yakni derajat yang tinggi di surga)?". Dikatakan kepadanya, "(Ini) disebabkan istighfar (permohonan ampun) dari anakmu (kepada Allah) untukmu".
Jika pandangan ini sudah menancap dalam jiwa umat, maka umat akan dengan sendirinya rela berketurunan dalam rangka ibadah. Jadi negara tidak harus mendorong sedemikian gencarnya hanya untuk melanjutkan generasi.
Negara juga akan memudahkan urusan pernikahan dan distribusi hak umat sehingga keluarga akan lebih solid dan tidak disibukkan urusan materi.
Hanya saja negara ini adalah Khilafah Islam yang saat ini tidak ada. Ketiadaan Khilafah menjadikan manusia akan terus berkubang dalam problematika. Sebagaimana firman Allah SWT:
اُولٰۤىِٕكَ الَّذِيْنَ خَسِرُوْٓا اَنْفُسَهُمْ وَضَلَّ عَنْهُمْ مَّا كَانُوْا يَفْتَرُوْنَ
Mereka itulah orang-orang yang merugikan dirinya sendiri, dan lenyaplah dari mereka apa yang selalu mereka ada-adakan. (Qs. Hud : 21)
Allah SWT mengabarkan bahwa mereka dengan sistem Kapitalisme dan Materialisme adalah pihak yang selalu merugikan diri sendiri. Dan Allah memberi kabar gembira bahwa sistem dan pandangan mereka pasti akan lenyap dan digantikan oleh Islam.
Wallahu a'lam bishawab.
0 Komentar