Oleh: Murli Ummu Arkan
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
وَلَقَدْ مَكَّـنّٰكُمْ فِى الْاَ رْضِ وَجَعَلْنَا لَـكُمْ فِيْهَا مَعَايِشَ ۗ قَلِيْلًا مَّا تَشْكُرُوْنَ
"Dan sungguh, Kami telah menempatkan kamu di bumi dan di sana Kami sediakan (sumber) penghidupan untukmu. (Tetapi) sedikit sekali kamu bersyukur." (QS. Al-A'raf 7: Ayat 10)
Dari ayat di atas saya jadi teringat dengan persoalan minyak goreng yang langka di negeri ini. Bukankah Allah sudah banyak memberikan anugerah, kenikmatan dan sumberdaya alam yang melimpah di negeri ini? Namun seolah-olah rakyat negeri ini begitu amat kekurangan. Ibarat ayam kelaparan di lumbung padi. Kok bisa? Ya iyalah wong padinya dimakan tikus jadi yang ada cuma kulit-kulit sisa padi. Bisa jadi seperti itu kan...
Jika kita melihat perkebunan kelapa sawit negeri ini tentu negara lain tidak ada yang bisa menandingi. Namun miris, kita para emak-emak dibuat kelimpungan hanya untuk mencari minyak goreng hanya untuk bisa menyediakan lauk makan tahu tempe. Mereka pedagang gorengan pun banyak yang banting setir. Bagaimana tidak pabrik minyak goreng saja banyak yang tutup apalagi pedagang gorengan kaki lima. Bahkan ada yang sampai nekat jual minyak goreng curah yang dicampur solar untuk mencari keuntungan dalam kesempitan rakyat ini. Miris...
Bisa jadi ada orang-orang yang berperan jadi tikus sehingga minyak goreng di negeri ini jadi langka. Namun, meski begitu bisa-bisanya ayam yang dikambinghitamkan padahal ayam sendiri sedang kelaparan di tengah-tengah kulit padi berceceran. Akhirnya tuduhan-tuduhan dilontarkan kepada emak-emak karena dicurigai telah menimbun minyak di dapur. Alamak..... Emangnya kebutuhan minyak goreng di dapur berapa banyak? Kok dicurigai menimbun. Kalau pun menimbun inipun juga reaksi emak-emak karena situ yang jadi pengurus rakyat gak bisa menyediakan kebutuhan rakyat. Wajarlah jika ada emak-emak yang menimbun karena panik takut ketika lebaran tidak kebagian minyak.
Dari ayat Al A'raf ayat 10 di atas Allah SWT telah menyediakan kita berbagai sumber penghidupan. Seperti halnya Allah SWT menghidupkan pohon kelapa sawit yang luar biasa di negeri ini yang salah satunya jika diolah bisa menjadi minyak goreng. Tentu di negeri ini tidak kekurangan pabrik pengolahan minyak sawit yang berdiri untuk menyediakan minyak goreng untuk rakyat, jika perkebunan kelapa sawit kita terbesar di dunia. Tapi saat ini efeknya hingga enam pabrik minyak goreng tutup disebabkan tidak dapat pasokan CPO (Crude Palm Oil). Hal ini menyebabkan masyarakat bertanya-tanya kan, kemana CPO? Bisa jadi ada yang berperan jadi tikus.
Jadi membayangkan coba jika negeri ini dipimpin sistem Islam, pasti kebutuhan rakyat akan diutamakan terlebih dahulu daripada yang lain. Kenapa? Karena ketakutan para pemimpin umat kepada Allah SWT dalam mengurusi umatnya. Semoga sistem Islam cepat tegak.
Wallahua'lam bisshowab.
0 Komentar