Oleh: Yuyun Rumiwati
Saat sebagian besar dari kita ditanya untuk apa kuliah? Untuk apa sekolah? Apa jawaban jujur rata-rata? Agar mudah mencari pekerjaan. Hemm..nyatanya?
Justru mencari pekerjaan pasca kuliah kok tidak mudah? Maka, banyaklah yang terjebak jalan pintas ambil jurusan cepat kerja. Maklum program vokasi pun sedang digalakkan. Tanpa sebagian dari kita pun tanya dan berfikir lebih kenapa?
Iya, berbicara pendidikan. Pendidikan ala kapitalisme tidak lepas sekedar berorientasi pada kesenangan materi. Cepat kerja, cepat banyak uang?
Tapi nyatanya untuk kita yang tinggal di negeri Nusantara ini. Justru peluang untuk mendapatkannya itu pun tidak mudah. Bahkan untuk yang berijazah tinggi pun tak kalah susahnya. Maka tak heran jika hari ini jalur YouTubers lebih digandrungi.
Lalu bagaimana dengan Firdaus?, Jejak yang baru wisuda, mulai ke sana kemari cari info dan masukkan lamaran pekerjaan. Dalam proses pencarian dan penantian. Ada muhasabah yang ia dapatkan.
"Dulu, saat aku mau memilih sekolah sudah diingatkan olah kakaku, luruskan niat untuk menuntut ilmu, untuk ibadah. Agar keberkahan dan kelapangan Allah karuniakan".
"Lalu, apakah kebingunganku, kegundahanku selama ini, efek aku lupa dan kurang meluruskan niat? Dalam hatinya Firdaus mengoreksi diri".
"Iya, hampir 4 tahun, aku justru berfokus pada eksistensi. Agak lupa pada penjagaan hati. Untuk apa segala kesuksesan ini kau cari?"
"Ya Allah, aku pun merasakan kering kerontang akibat racun kapitalisme ini, lalu bagaimana dengan mereka teman-temanku yang jumlahnya jutaan? Tidakkah mereka merasakan sesak himpitan sistem tak manusiawi ini?"
Ya Rabb, sungguh aku memohon ampun atas khilafku selama ini. Dalam sajadah wana biru, Firdaus bersujud.
وَعَدَ اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِۙ لَهُمْ مَّغْفِرَةٌ وَّاَجْرٌ عَظِيْمٌ
Allah telah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan beramal saleh, (bahwa) mereka akan mendapat ampunan dan pahala yang besar. (QS. Al-Maidah: 9, Juz: 6).
Kemudian ia buka mushaf terjemah hingga menemukan ayat itu. Melihat begitu luas kebaikan Allah untuk selalu siap mengampuni hamba-Nya, hati firdaus bergetar antara malu dan syukur.
Maluengala selama ini ia lalai dari titah sang maha baik itu. Syukur, Allah masih memberikan pengingat dan kesempatan untuk berbenah. Andai tidak apa yang terjadi padaku?
Walahuallam~
0 Komentar