![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhc9H_izzafOHpimXfYTFGYpeEz0O-3XiXJ3BeNerirqH7ni3jtMItaEQP_yyzfmUEq-y6mjmPXt89fVoDGhI7isDAsxI2NiftkW7GmpgdpSjm8Je5ONKyHSRlyeFYj9dT7_hJDZTUDSw/w640-h394/Gudang-Opini-Khilafah-di-Indonesia.jpg)
Oleh : Ahmad Khozinudin
Sastrawan Politik
Ada yang berseloroh, Khilafah akan segera tegak di Indonesia. Alasannya? Disebutkan, Sri Mulyani selaku Menkeu sudah menjadi Ketua Ikatan Sarjana Ekonomi Islam. Selanjutnya, Erick Thohir selaku Meneg BUMN sudah menjadi Ketua Masyarakat Ekonomi Syariah. Selangkah lagi menuju Khilafah.
Namun, diluar seloroh tersebut diatas, Khilafah memang berpotensi tegak di negeri ini disebabkan :
Pertama, Negeri ini mayoritas penduduknya muslim. Mayoritas muslim ini, memungkinkan penumbuhan pemahan dan kesadaran Islam akan lebih maksimal.
Saat Khilafah tegak, syarat utamanya adalah menerapkan Islam secara kaffaah. Negeri dengan mayoritas muslim, akan memudahkan transformasi pemahaman Islam karena elektabilitas Islam sudah ada dibenak dan hati masyarakat.
Kedua, karakter pejuang yang dimiliki oleh penduduk negeri ini, memungkinkan Negara Khilafah saat didirikan akan memiliki karakteristik independen, tidak tergantung pada kekuatan asing, dan akan sepenuhnya menjaga keamanan Khilafah yang akan didirikan dari serangan asing dan aseng, serta rongrongan kaum munafik di dalam negeri.
Penduduk Negeri ini pada asalnya mewarisi sifat ksatria Panglima Soedirman, Pangeran Diponegoro, Tuanku Imam Bonjol, Bung Tomo, serta banyak para pendahulu lainnya. Mereka, telah berkorban jiwa Negara untuk agama, Nusa dan bangsa. Anak cucu generasi pengikutnya, saat ini dan kelak akan melakukan hal yang sama.
Ketiga, Negeri ini adalah negeri yang kaya Sumber Daya Alam. Kekayaan ini, akan mampu menjadikan Khilafah tetap independen, mampu bertahan pada saat awal berdirinya, karena selain berpotensi diserang secara militer juga akan ada serangan ekonomi dan diantarkan melalui jalan embargo.
Khilafah akan mampu menggabungkan potensi SDA dan SDM didalam negeri untuk memproduksi barang dan jasa, guna memenuhi kebutuhan hidup rakyat. Khilafah, perlahan namun pasti akan mampu mengoptimasi kekayaan SDA ini untuk modal dakwah dan jihad, untuk mengintegrasikan negeri kaum muslimin, sekaligus membuka negeri baru yang belum disentuh dakwah Islam.
Keempat, Kegagalan dan pengkhianatan kekuasaan yang ada saat ini, menuntun segenap rakyat di negeri ini untuk kembali kepada Allah SWT, kembali kepada Islam. Dan kesadaran kolektif itu, perlahan namun pasti mengintegrasikan seluruh potensi dan kekuatan umat untuk menegakkan syariat Islam dan Khilafah.
Umat telah mampu mengindera, kesalahan demokrasi. Umat mampu menyimpulkan, berjuang melalui demokrasi sama saja bunuh diri secara politik.
Kelima, terdapat kelompok politik dalam bentuk partai politik, yang selalu menjelaskan road map perubahan, sekaligus mendampingi umat menuju perubahan dari sistem sekuler menuju sistem Islam. Hal ini menjadikan desain perjuangan menuju Khilafah tidak dapat dibelokkan oleh kelompok politik yang pragmatis.
Umat menjadi sadar, bahwa arus perubahan itu bukan melalui Pemilu, Pilpres maupun Pilkada. Melainkan, melalui dakwah politik, dakwah pemikiran, membangun kesadaran umum, hingga menyiapkan Umat untuk menyongsong perubahan.
Demikianlah, Khilafah memang tinggal soal waktu. Dan waktu jualah yang akan menjawab, Khilafah tegak di negeri ini atau didahului oleh negeri lainnya.
Yang jelas, terlepas bermula dari negeri ini atau negeri kaum muslimin lainnya, khilafah sebagai janji Allah SWT pasti tegak kembali. Yang demikian itu, adalah mudah bagi Allah SWT. [].
0 Komentar