RUSH MONEY BUKAN SOLUSI, MULAILAH BERFIKIR JERNIH DAN PARADIGMATIK


Oleh : Ahmad Khozinudin
Sastrawan Politik

Saya gembira, bahkan bahagia tulisan yang saya tulis ada yang merespons. Itu artinya, kutak katik HP dengan jari telunjuk saya, ada manfaatnya. Pikiran yang saya turunkan dari otak ke layar hp melalui ketikan jari telunjuk, dapat dijadikan bahan diskusi.

Didalam GWA Sahabat UBM ada komentar salah satu anggota yang begitu gemas dengan kondisi yang ada, muak pada kezaliman yang ada hingga menyimpulkan akar masalah ada pada 9 naga. Karena itu, Umat Islam direkomendasikan untuk mengambil aksi Rush Money, agar sembilan naga ini berubah menjadi cacing, kemudian kepanasan dan mati. Selanjutnya, tata kelola pemerintahan tidak diganggu lagi para cukong aseng.

Begini,

Kita ini umat Islam jadi harus mengambil solusi Islam. Jangan kita mengaku umat Islam, tetapi mengambil solusi kapitalisme demokrasi atau sosialisme komunisme.

Maksud saya, kondisi bangsa ini sudah parah. Tapi menyelesaikannya tidak kemudian menunggu Pilpres 2024. Padahal, solusi demokrasi baik melalui Pemilu maupun Pilpres terbukti gagal.

Namun, juga tidak boleh mengambil solusi sosialisme dan komunisme yang kemudian melakukan pertentangan kelas, melakukan boikot terhadap proses produksi yang diharapkan akan chaos, dan kemudian terjadi perubahan pasca chaos. Tidak seperti itu.

Rush Money itu termasuk bukanlah solusi Islam, kendati hal itu akan mengguncang sistem perbankan kapitalis terutama milik 9 naga. Aksi Rush Money hanyalah manifestasi aksi kejengkelan, kemarahan, tapi tidak memikirkan masa depan pasca itu.

Sesungguhnya, berulangkali saya katakan masalah negeri ini adalah karena tidak diterapkannya syariat Islam secara kaffah. Masalah korupsi, kriminalisasi, persekusi, dekadensi moral, perbankan Ribawi, penguasaan tambang oleh asing, perampokan Freeport, Newmont, penguasaan sumber ekonomi oleh 9 naga, dll, itu semua hanya masalah cabang. Sebabnya, karena tidak diterapkan syariah Islam secara kaffah.

Karena itu, membangun solusi harus berdasarkan diagnosa yang tepat. Solusi yang wajib diambil umat Islam, adalah menerapkan syariat Islam secara kaffah dalam naungan daulah Khilafah. Kenapa harus Khilafah? Karena hanya Khilafah, institusi syar'i yang sah untuk menerapkan syariat Islam secara kaffah.

Itu sebabnya, saya berulang kali menulis tentang Khilafah. Terakhir, saya menulis bagaimana ekonomi diatur dengan syariat Islam. Semua harta kepemilikan umum dikuasai oleh Negara, tidak boleh oleh individu, swasta, domestik maupun asing.

Saya paham solusi ini tidak mudah, karena itu kita harus bersatu untuk memperjuangkannya. Saya juga paham, umat ini dilemahkan dengan penangkapan sejumlah ulama dan pemimpinnya.

Tetapi, bukankah kita umat Islam? Khairu ummah? Bukankah kita berjuang karena Islam, karena ketaatan kita kepada Allah SWT? Bukan karena individu atau tokoh tertentu?

Disitu, saya kira relevan untuk kita jadikan sandaran kontemplasi agar kita tetap Istiqomah menempuh jalur dakwah dan tidak di palingkan dengan alasan apapun. Disitulah kiranya, tepat dan layak bagi kita untuk memproklamirkan diri sebagai pejuang Islam, yang tak akan tunduk pada rezim zalim, meskipun semua pemimpin kita ditangkapi.

Dan...

Disitulah, kita akan sabar menapaki jalan dakwah, hingga Allah SWT turunkan pertolongan. Dan akhirnya, Khilafah Rasyidah yang kedua sebagaimana dijanjikan, kembali tegak di muka bumi, dan menebar keadilan, kesejahteraan dan Rahmat bagi semesta alam. [].

Posting Komentar

0 Komentar