![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiKQIsZiCQYzYv1FEg5H-yNw9BwR5tF86THzVTGQJOXFqbacn0WA_FJFlr-bfU4qGkmaIqKGwjOeCYecIJarWikHofjkKWmFNu3AB4FSsAy8hf8owKG-2gafmGA3Hh4qdZKAxrQRxpNFg/w640-h394/Gudang-Opini-Jokowi-Sehat.jpg)
Oleh : Ahmad Khozinudin
Sastrawan Politik
Saya paham, banyak yang pusing dengan keadaan negeri ini. Bahkan, ada yang sudah buntu, tak tahu harus mengurai dan menyelesaikan masalah darimana. Sepanjang mata memandang, seolah semua dipenuhi masalah.
Saya juga tahu, ada yang mulai meragukan demokrasi bahkan sudah antipati. Sebab, saat Pilpres 2019 adalah puncak harapan perubahan via demokrasi. Rakyat memiliki kedaulatan untuk menentukan masa depannya. Nyatanya, Pilpres 2019 sangat mengecewakan.
Mengecewakan, dalam arti kepemimpinan yang diharapkan ada perubahan ternyata tak terjadi. Tambah mengecewakan, karena pemimpin yang digadang gadang akan mengusung perubahan justru ikut larut dan tunduk pada status quo.
Kemudian, rakyat dan banyak dari tokohnya kebingungan. Ada yang berwacana kembali ke UUD 45, tapi tidak jelas konsepsi pemikiran, peta jalan kembali, dan siapa atau gerakan politik apa yang mengusungnya.
Gerakan kembali ke UUD 45, terlihat hanya letupan aksi yang keluar dari emosi. Bukan berangkat dari pemikiran yang mendalam, kajian terhadap kerusakan pada fakta yang menyeluruh. Ide ini, hanya berangkat dari realita brengseknya kepemimpinan eksisting.
Namun, ide ini belum bisa menjawab soal soal krusial berbangsa. Bahkan, ide ini dimasa lalu juga menjadi masalah, karena tafsir UUD 45 asli yang diejawantahkan oleh rezim orde baru.
Begini saja, kenapa sich umat dan bangsa ini tidak terbuka membahas solusi khilafah? Solusi yang tidak saja menyelesaikan persoalan lokal nasional, tetapi juga persoalan global, persoalan umat Islam, persoalan umat manusia?
Apa tidak keren, negeri ini menjadi pusat peradaban Khilafah? Negeri ini menjadi Madinah kedua, yang diatasnya berdiri kekuasaan Islam? Lalu dari negeri ini, Rahmat Islam menyebar hingga ke seluruh penjuru alam?
Bukankah, tidak mungkin negeri ini mengadopsi sosialisme komunisme? Atau mau mempertahankan kapitalisme liberal yang saat ini menjadi biang kerok kerusakan?
Karena itu, cobalah untuk mempelajari, cobalah untuk mendengar, cobalah untuk membaca solusi Khilafah. Negeri ini mayoritas muslim, dengan SDA melimpah. Ini adalah modal yang besar untuk membangun sebuah peradaban yang agung, yakni peradaban Islam yang diemban oleh Khilafah.
Saya, dan pejuang Khilafah lainnya tidak pernah memaksa. Hanya mengajak anda mengaktifkan akal sehat, untuk memahami betapa solusi yang paling relevan untuk bangsa ini adalah Khilafah. Bangsa ini akan menjadi bangsa yang besar dengan Khilafah, sebagaimana dahulu bangsa Turki, bangsa Irak, bangsa Mesir, pernah besar dengan Khilafah.
Sekarang? Lihatlah, betapa kerdil dan ringkihnya bangsa Turki, bangsa Irak, bangsa Mesir, setelah Khilafah runtuh dan menjadi Republik. Negeri kaum muslimin, terpecah belah menjadi lebih dari 50 negara.
Coba bayangkan, Indonesia mengadopsi Khilafah, menjadi pusat peradaban Islam, dan menghimpun kembali 50 negeri yang terpecah belah, dan mengintegrasi dunia dengan Islam yang membawa Rahmat bagi semesta alam. Keren sekali bukan?
Dan kelak, anak cucu kita akan berbangga punya generasi pendahulu kita. Punya sejarah Khilafah yang tegak kembali melalui negeri ini. [].
0 Komentar