Oleh : Ahmad Khozinudin
Sastrawan Politik
Sayang,
Aku Lelaki Beriman, Aku Berjuang Untuk Islam, Aku Rela Berkorban Untuk Islam
Sayang,
Banyak yang mengaku beriman, mengaku lelaki dan perkasa, Tapi ketika bertemu kezaliman penguasa, Mereka kehilangan 'sifat lelaki', mereka berubah menjadi banci,
Sayang,
Banyak yang mengaku lelaki dihadapan wanita, tapi berubah melambai layaknya banci di hadapan penguasa,
Ada yang lumer karena jabatan dunia, ada yang teler oleh rayuan wanita, ada yang meleleh oleh godaan harta, ada juga yang hancur berkeping oleh ancaman dan kezaliman penguasa,
Sayang,
Aku lelaki, dihadapan mu, Dihadapan penguasa, Juga lelaki bagi umat ini,
Aku, siap menjadi junnah (perisai) dan menanggung serangan kezaliman penguasa, demi selamatnya umat ini dari kezaliman penguasa,
Sayang,
Aku pergi berjuang, pulang pun dalam keadaan berjuang, berlari untuk berjuang, berhenti dan duduk dalam keadaan berjuang,
Sayang,
Berjuang untuk Islam ibarat membangun istana di surga, Kelak engkau ada di sana, yang akan menjadi Ratunya,
Sayang, jagalah anakku, buah cinta dan perjuangan kita, sampaikan mereka pada Kota Roma, untuk menaklukannya,
Sayang, kita akan tegakkan Khilafah, agar anak-anak kita, menjadi tentaranya, pergi menaklukan kota Roma,
Sayang,
Katakan kepada anak-anak kita. Muhammad Al Fatih telah berbaik hati, hanya menaklukkan konstantinopel dan menyisakan Kota Roma,
Katakan kepada mereka, bahwa merekalah kelak yang akan menaklukan Kota Roma,
Sayang,
Katakan kepadaku, engkau akan menepati janji, untuk mengiringi kemenangan ku, kemenangan Islam, kemenangan kaum muslimin,
Puisi Trilogi Kemenangan Islam, Bogor, 19 November 2020.
0 Komentar