SAYA MENAWARKAN KHILAFAH, MONGGO SIAPA YANG BERMINAT ?


Oleh : Ahmad Khozinudin
Sastrawan Politik

Diberbagai Group WhatsApp (GWA) ramai diskusi aktivis dan para tokoh, yang saling mengungkap kebobrokan di negeri ini. Ada persepektif ekonomi, politik, hukum, sosial, budaya, pertahanan dan keamanan, hingga soal kedaulatan Negara.

Hanya saja, diskusi tersebut jika diringkas akan bermuara pada 3 (tiga) substansi utama :

Pertama, diskursus mengungkap kebobrokan yang terjadi minus solusi. Ada yang dengan pendekatan intelektual, politis, akademis hingga sumpah serapah. Umumnya, pemikiran yang demikian berangkat dari penginderaan pada realitas (fakta), perasaan dizalimi, dan belum memiliki perspektif solusi.

Kedua, kadangkala diskursus kebobrokan fakta tersebut disertai dengan solusi namun solusi itu umumnya : pragmatis, sektoral, tidak keluar dari pakem yang ada, dan berorientasi pada rezim yakni pergantian kepemimpinan nasional. Belum melihat fakta dalam perspektif filosofis dan ideologis.

Ketiga, umumnya elaborasi masalah dan tawaran solusi itu bersifat personal, individual, bukan sebuah gerakan terstruktur, sistematis dan masif yang diharapkan mampu melahirkan perubahan. Kadangkala, diskusi yang demikian dalam perspektif tertentu hanya memenuhi kualifikasi sebagai 'Gosip Politik'.

Artinya, diskusi sebatas diskusi. Karena tak memiliki metode perubahan untuk mengimplementasikan ide diskusi.

Kadangkala, diskusi yang demikian berakhir dengan 'pertengkaran' disebabkan perbedaan pandangan dalam melihat masalah dan tawaran atas solusi atas masalah.

Agar 'pertengkaran' itu makin ramai, saya mau ikut usil dengan menawarkan Khilafah sebagai solusi atas seluruh problematika yang mendera bangsa ini, berdasarkan pertimbangan :

Pertama, perspektif yang dijadikan pisau analisis untuk mengungkap masalah adalah perspektif filosofis menggunakan pendekatan akidah Islam. Secara syar'i, dimana akidah Islam menjadi sumber rujukan utama, semua masalah yang dihadapi bangsa ini pada akhirnya hanya bersumber dari satu sebab saja : YAKNI TIDAK DITERAPKANNYA SYARIAH ISLAM SECARA KAFFAH, TIDAK DIBERLAKUKANNYA HUKUM ALLAH SWT.

Jadi, masalah ekonomi, korupsi, penegakan hukum, Etika, norma, kedaulatan, politik, dll, hanyalah akses bukan sebab. Korupsi misalnya, itu disebabkan karena tidak ada ruh Islam dalam menyelenggarakan urusan bernegara, sekaligus tidak diterapkan hukum dan sanksi menurut syariat Islam. Jika Islam diterapkan, selesai masalah korupsi ini.

Kedua, karena soal yang menjadi sebab utama kerusakan negeri ini adalah tidak diterapkannya syariah Islam secara kaffah, maka solusi yang saya tawarkan adalah menerapkan syariah Islam secara kaffah. Maksudnya, sudah saatnya umat Islam di negeri ini kembali kepada hukum Allah SWT dan mencampakan sekulerisme demokrasi.

Karena itu, saya termasuk yang tidak merekomendasikan merubah keadaan dengan menggantungkan harapan pada Pemilu, Pilpres atau Pilkada. Kegiatan seperti ini selain secara filosofis tidak menyelesaikan akar masalah, secara faktual juga terbukti gagal.

Ketiga, dan ini yang membuat saya disebut 'Jubir Khilafah' atau 'Sastrawan Politik' karena saya selalu menawarkan Khilafah sebagai solusi untuk menerapkan syariah Islam secara kaffah. Kenapa harus Khilafah ?

Karena Khilafah kewajiban Syariah. Karena Khilafah lah yang secara faktual dipraktikkan para sahabat dan generasi penerusnya. Karena, sejak khilafah runtuh sejak itu pulalah derita umat Islam dan dunia mulai terjadi.

Karena saya menawarkan Khilafah, tentu saja saja jalan yang ditempuh bukan dengan demokrasi, baik melalui Pilkada, Pemilu atau Pilpres. Sebab, tak ada satupun tujuan dari Pilkada, Pemilu dan Pilpres untuk membaiat Khalifah yang dengan itu demi hukum kekhilafan Islam berdiri.

Lantas, caranya bagaimana ?

Kita bisa merujuk aktivitas dakwah Rasulullah Saw saat pertama kali mendirikan Daulah Islam di Madinah. Rasulullah Saw ketika itu berfokus pada Umat dan mencari Nusroh (pertolongan dan dukungan) dari ahlun Nusroh (orang yang memiliki power).

Sampai kapan ?

Sampai umat tersadar dan rindu Khilafah. Sampai ahlun Nusroh yakin dan memberikan Nusroh kepada dakwah. Sampai terjadi proses penerimaan kekuasaan, dari Ahlun Nusroh kepada dakwah, ditandai dengan dibaiatnya seorang Khilafah.

Ini tawaran saya, monggo yang berminat silakan japri. [].

Posting Komentar

0 Komentar