OM JOY, SEMOGA LEKAS SEMBUH YA ?


Oleh : Ahmad Khozinudin
Sastrawan Politik

Namanya Joko Prasetyo, tapi dikalangan terdekat kami biasa menyebut Mas Joko Prasetyo dengan panggilan pena 'Om Joy'. Dia adalah seorang Jurnalis Dakwah. Satu profesi yang tidak mudah dilakukan oleh siapapun.

Jurnalis dakwah menyebabkan pelakunya memiliki dua kualifikasi. Pertama, sebagai seorang jurnalis yang wajib memiliki kemampuan menulis, paham kode etik jurnalistik, supel bergaul agar mudah berinteraksi dengan Nara Sumber baik tokoh maupun masyarakat umum, pandai mencari 'angle' baik angle foto maupun angle peristiwa agar menarik pembaca, dan seterusnya.

Kedua, sebagai seorang juru dakwah yang akan menafsirkan seluruh peristiwa dengan perspektif dakwah dan mengabarkannya kepada pembaca. Seorang jurnalis dakwah, tidak akan memuat komentar tokoh yang menyatakan mengecam penghinaan Rasulullah Muhammad Saw, tapi meminta umat untuk memaafkan. Atau meminta untuk bermusyawarah, melupakan dan tawakal.

Seorang jurnalis dakwah, pasti akan mencari pandangan dari nara sumber ulama lurus, yang menjelaskan bahwa sanksi bagi penghina Rasulullah Saw adalah hukuman mati, baik pelakunya muslim maupun non muslim.

Om Joy ini aktif sebagai Wartawan dan Redaktur Tabloid Dwi Mingguan Media Umat, juga jurnalis pada portal onlinenya. Telah banyak karya yang dihasilkannya. Diantara kenyamanan dan rasa nikmat membaca tabloid media umat, didalamnya ada andil Om Joy.

Om Joy juga sering berkonsultasi dengan penulis terkait aspek hukum. Sebab, tantangan jurnalis di era rezim Jokowi ini harus pandai membingkai produk jurnalis agar tidak berhadapan dengan hukum. Maklum, rezim Jokowi sedang Gandrung menggunakan modus kriminalisasi untuk membungkam kritik, tak terkecuali kritikan dari jurnalis.

Beberapa hari yang lalu, penulis mendapatkan kabar Om Joy menjalani operasi pengangkatan Limfadenopaty colly multipel dextra sups ganas/tumor di leher. Alhamdulillah, proses operasi telah selesai dan tinggal menunggu pemulihan.

Semoga Om Joy segera pulih dan beraktivitas seperti sedia kala. Bisa berbunga lagi dan minum kopi kapal api nikmat, kopi perlawanan kaum proletar, kaum mustad'afin.

Dalam diam penulis 'mencuri ilmu' Om Joy dalam membuat tulisan. Terlepas, dia pasti ridlo mengetahui jika ilmunya dimanfaatkan. Cara belajar menulis itu diantaranya belajar dari tulisan orang, dan diantara Guru Tulis penulis adalah Om Joy.

Bedanya, penulis tak mendapatkan ijazah khusus atau piagam dari Om Joy. Teknik menulis dengan model 'telling story' seperti dalam tulisan ini, diantara ilmunya bersumber dari Om Joy.

Kata orang, penulis itu abadi. Usianya akan terus hidup ditengah Umat, seiring dengan karya tulisnya. Namun, bukan berarti penulis itu pendek usia. Banyak penulis yang tetap berkarya hingga usia senja.

Semoga cepat pulih Om Joy, segera meliputi lagi, segera memotret lagi, segera menulis lagi, segera membingkai opini ditengah umat agar dakwah cepat bergeliat. Agar Nasrullah dan Nusroh, segera diberikan kepada pengemban dakwah, dan Khilafah segera tegak di muka bumi. Amien. [].

Posting Komentar

0 Komentar