Oleh : Ahmad Khozinudin
Sastrawan Politik
Selama ini, ruang publik sedikit lebih lega dan nyaman seiring kabar Menag terpapar Covid-19. Sejak Menag Fachrur Razy positif Corona, dia mengisolasi diri dan jarang tampil di ruang publik.
Sejak itu pula, publik menjadi lengang dari ujaran radikal radikul yang selama ini masif diproduksi Menag. Terakhir, Menag disemprot publik gegara ungkapan 'Good Looking' dan 'Hafidz Qur'an' sebagai kamuflase dan ciri kelompok radikal.
Kini giliran Nasdem ikutan latah tereak Radikal Radikul. Ini Terkait peristiwa Dua prajurit TNI yang diberi sanksi oleh institusi karena video viral terkait sambutan atas kepulangan Habib Rizieq Syihab ke Indonesia.
Ketua DPP Partai NasDem Willy Aditya mengingatkan akan bahaya prajurit TNI yang terpapar paham radikal. Willy meminta TNI mewaspadai agar data prajurit TNI yang terpapar paham radikal itu tidak semakin membesar.
Lebih lanjut, politisi Nasdem ini mengatakan institusi TNI harus memberikan pemahaman prajuritnya terhadap fungsi-fungsi kelembagaan negara. Sebab, kata dia, TNI secara khusus memiliki ikatan kedinasan yang extraordinary terhadap politik negara harus menunjukkan netralitas dan non-partisannya.
Willy bahkan terlalu nyolot, menyarankan agar para prajurit TNI yang merasa tak sesuai lagi dengan kesetiaan dengan politik negara agar mengundurkan diri.
Pertanyaan krusialnya, apa sich definisi radikal ? Apakah, seorang prajurit yang mengormati ulama, mengeluarkan ekspresi kecintaan pada ulama, lantas dituding radikal ?
Bagaimana dengan korps brimob yang menjunjung cukong pemilik Mayapada, apakah mereka radikal ? Atau polisi yang Selvi dengan artis, videonya juga viral, apakah diberikan sanksi ?
Kenapa, tuduhan radikalisme selalu dialamatkan kepada Islam, umatnya, serta seluruh ekspresi perasaan yang islami ? Menggunakan niqab radikal, hafal Al-Qur'an radikal, mencintai ulama radikal. Terus, yang polisi LGBT itu tidak radikal ? Yang polisi pengedar narkoba tidak radikal ?
TNI itu berasal dari rahim Umat, dibesarkan oleh umat dan berkhidmat kepada umat. TNI itu sangat hormat dan mencintai ulama. Jangan pisahkan TNI dengan umat, jangan pisahkan TNI dengan ulama.
Partai Nasdem lebih baik fokus kenapa Bupati di Lampung Utara yang kader Nasdem kena OTT KPK. Ini radikal. Nasdem juga perlu selidiki, kenapa sekarang Surya Paloh bungkam, padahal dulu kritis menyebut semua partai kapitalis, semua wani Piro. Apakah Surya Paloh sedang sibuk urus proyek hasil sikap kritisnya ? Ini pertanyaan, silahkan dijawab. [].
0 Komentar